SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Boyolali (Espos)–Sejumlah petani pepaya di Kecamatan Mojosongo mulai melakukan panen varietas MJ-9 yang dibudidayakan sejak September 2009 s
Varietas MJ-9 ini diproyeksi akan menjadi produk ungglan tahan hama di Boyolali, setelah sebelumnya terjadi serangan hama kutu putih yang menhabiskan ratusan hektare perkebunan pepaya di Boyolali.
Salah seorang petani Sarju Atmo Mulyono mengatakan panen itu sudah dilakukan sejak awal bulan Mei lalu.
“Petani mulai panen dengan frekuensi panen sepekan sekali,” ujar Sarju kepada wartawan di kediamannya, Kamis (3/6).
“Petani mulai panen dengan frekuensi panen sepekan sekali,” ujar Sarju kepada wartawan di kediamannya, Kamis (3/6).
Sarju yang juga Ketua Kelompok Tani Sidomulyo Dukuh Sari, Desa Singosari, Mojosongo, Boyolali mengatakan kelompoknya memang sebagai salah satu kelompok yang menerima program ujicoba bibit pepaya MJ-9 dari Pemkab.
Saat ini, jelasnya, daerahnya memang sedang dikembangkan tanaman pepaya, setelah tahun lalu kawasan Singosari dilanda serangan hama kutu putih, hingga meludeskan tanaman pepaya milik petani setempat.
Sarju menambahkan dalam ujicoba varietas MJ-9 itu, ada sekitar 24 anggota kelompok tani Sidomulyo yang mengembangkan tanaman pepaya tersebut.
Dengan mulai panen hasil ujicoba tersebut, tambah Sarju, harga pepaya berkisar antar Rp 3.500-Rp 4.500/buah. Sebagian besar untuk konsumen di Boyolali dan sisanya dikirim ke berbagai daerah.
Sarju menambahkan di Singosari sendiri ada sekitar satu Ha lahan tanaman pepaya dengan jumlah sebanyak 1.600 pohon.
“Tiap pohon bisa berbuah sekitar 20-40 buah,” tambah dia.
Dengan jumlah buah tiap pohon itu, tambah Sarju, petani bisa melalukan panen sepekan sekali. Selain itu, jelas Sarju, varietas MJ-9 ini juga memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya daging buahnya yang manis, meski baru kali pertama di panen. Selain itu, ukurannya juga lumayan besar.
fid