Soloraya
Jumat, 1 Juli 2011 - 15:23 WIB

Petani nekad tanam padi, irigasi diancam diblokir

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Sukoharjo (Solopos.com) – Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Colo Timur menegaskan akan menghentikan pasokan air irigasi ke areal persawahanan yang nekad ditanami padi mulai Jumat (1/7/2011). Hal itu sebagai bentuk dukungan atas edaran pengaturan pola tanam.

(JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Advertisement
Penegasan tersebut disampaikan Ketua P3A Dam Colo Timur, Sarjanto, saat ditemui wartawan di kompleks Setda Kabupaten Sukoharjo, Jumat (1/7/2011). Dia mengatakan kebijakan itu disepakati petani di berbagai wilayah aliran Colo Timur di sembilan kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. “Memang sudah disepakati, kalau ada yang nekad menanam padi setelah bulan Juni, pintu air yang memasok air irigasi ke sawah petani bersangkutan akan dikunci. Langkah ini merupakan bentuk dukungan atas surat edaran pengaturan pola tanam,” ungkapnya dalam kesempatan itu.

Sarjanto yang juga akrab dipanggil Jigong menyatakan terkait persiapan masa tanam (MT) III debit air dari Dam Colo akan dikurangi mulai 5 Juli mendatang. Di Dam Colo Timur, debit air akan diturunkan dari semula 17 m3/detik menjadi hanya 10 m3/detik. Sedangkan di Dam Colo Barat, debitnya akan dikurangi hingga 40% dari saat ini 5 m3/detik menjadi 3 m3/detik.

Pada bagian lain, Sarjanto mendesak Dinas Pertanian Sukoharjo segera menyalurkan bantuan benih jagung yang dijanjikan kepada petani. Hal itu untuk mengejar waktu penanaman selama bulan Juli. “Kami meminta supaya benih jagung bisa didistribusikan secepatnya. Paling lambat pertengahan Juli harus sampai ke petani agar masa panen tidak mundur lagi,” jelasnya.

Advertisement

Dikemukakan pula, jika melewati pertengahan Juli, Sarjanto mengatakan bantuan benih lebih baik justru dikembalikan. Pasalnya jika dipaksakan, penanaman palawija justru akan berisiko mengganggu jadwal MT I. “Usia tanaman jagung sampai panen setidaknya 3,5 bulan. Karena itu jika terlambat biar digodok saja benihnya,” tandasnya lagi.

Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian, Giyarti, menyatakan adanya bantuan benih jagung bagi petani yang bersedia beralih ke tanaman palawija. Di seluruh Sukoharjo, bantuan disediakan untuk lahan seluas 6.000-an hektare. “Bantuan benih disediakan pemerintah pusat. Arealnya sekitar 6.000-an hektare di Sukoharjo dan alokasinya sebanyak 15 kg/hektare,” ujarnya. Seperti pula disampaikan, pasokan air irigasi akan dihentikan ke areal persawahan petani yang melanggar surat edaran pengaturan pola tanam. Menurut Sarjanto, irigasi justru akan dialirkan ke lahan pertanian yang taat SE dan membudidayakan palawija setelah bulan Juni.

try

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif