SOLOPOS.COM - Produk olahan porang Sahabat Petani Porang Sukoharjo. (Istimewa/Erwin Lasianto)

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga umbi porang di Sukoharjo merosot tajam setelah sempat digandrungi sekitar 2019. Kini petani porang di Sukoharjo diarahkan untuk mengolah umbi itu terlebih dulu sebelum menjualnya agar mendapatkan nilai ekonomi yang lebih baik.

Pada 2019 harga umbi porang bisa Rp10.000/kilogram bahkan lebih. Kini, hanya sekitar Rp3.000/kilogram. “Untuk program 2023 ini kami lakukan pendampingan budi daya. Selain itu pendampingan terhadap upaya hilirasi,” terang Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian, (DPP) Sukoharjo, Bagas Windaryatno, kepada Solopos.com, Sabtu (21/1/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurut Bagas tanaman porang harus diolah menjadi bahan makanan yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Porang bisa diolah menjadi tepung atau beras. Bagas mengakui pengolahan porang perlu dilakukan secara masif namun butuh pendampingan dan pelatihan.

Pengolahan porang sudah dilakukan oleh para petani yang tergabung dalam Sahabat Petani Porang Sukoharjo (SPPS). “Kami selalu mendorong program SPPS. Saat ini mereka sudah bisa mengolah porang,” terang Bagas.

Ada sekitar 130 petani yang tergabung dalam SPPS. Namun hanya sekitar 80% saja anggota yang aktif. Sementara total lahan porang mereka per 2022 ada sekitar 50 hektare.

Lahan tersebut menyebar di beberapa kecamatan dan beberapa di antaranya ada di Kabupaten Klaten, Karanganyar dan Wonogiri. Mengingat beberapa anggota SPPS terdiri ada yang berasal dari luar Kabupaten Sukoharjo.

“Kami berangkat dari 2019, saat harga porang luar biasa. Banyak teman petani yang ingin budidaya tanaman porang. Setelah harga tidak sesuai harapan, saya dan tim berusaha agar petani porang tetap konsisten menamap porang,” terang Ketua SPPS, Erwin Lasianto.

Saat ini SPPS telah berhasil membuat tepung glukomanan yang sudah dipisahkan kalsium oksalatnya. Erwin mengklaim hasil olahan itu telah melalui uji lab yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Lebih jauh, Erwin menjabarkan porang memiliki banyak manfaat di antaranya sebagai produk makanan, kesehatan, kecantikan, bahkan industri tekstil.

“Kalau yang kami buat ada yang bikin olahan makanan sirataki, bakmi, dawet. Kami juga mendapatkan permintaan ke arah tablet atau kapsul dari perusahaan,” jelas Erwin.

Harga Tepung Porang Tinggi

Dalam pengolahannya 8 kilogram umbi porang basah dapat diolah menjadi satu kilogram tepung glukomanan. Sementara jumlah porang yang dibutuhkan untuk diolah menjadi beras lebih sedikit. Dengan pengolahan itu harga jual porang bisa terkerek.

Hasil olahan porang berbentuk tepung dijual dengan harga Rp350.000-Rp400.000/kilogram. Sementara harga beras dijual sekitar Rp150.000/kilogram. Penjualannya dilakukan online. “Kalau untuk reseller harganya kami bedakan agar ada keuntungan buat mereka,” terang Erwin.

Konsep yang dilakukan SPPS mengarah pada pemberdayaan, edukasi, dan pelatihan. Bupati Sukoharjo, Etik Suryani dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pernah mengapresiasi hasil olahan porang SPPS.

SPPS juga mendapat penghargaan juara pertama Krenova dari Bapeda Provinsi Jateng atas hasil olahan tersebut. Erwin mengakui saat ini kapasitas produksi olahan porang masih terbatas mengingat mesin dan alat pengolah skalanya kecil.

“Kami hanya berjalan sesuai dengan kemampuan kami. Kami membuka kesempatan kepada stakeholder lain yang ingin bekerja sama untuk kesejahteraan petani,” kata Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya