Soloraya
Senin, 30 Mei 2022 - 18:45 WIB

Petani Sragen Desak Pemerintah Mudahkan Pembelian BBM

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petani di Kecamatan Karangmalang, Sragen, menggelar rapat membahas problematika petani dan solusinya di R.M. ABG Bumes Puro, Karangmalang, Sragen, Senin (30/5/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Para petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Karangmalang, Sragen, mendesak pemerintah dimudahkan membeli bahan bakar minyak (BBM). Khususnya solar dan pertalite.

Mereka mengaku kesulitan membeli BBM untuk menyalakan pompa air dan mesin pembajak sawah karena adanya larangan pembelian BBM menggunakan jeriken.

Advertisement

Desakan itu disampaikan Ketua KTNA Kecamatan Karangmalang, Santoso, 68, saat berbincang dengan wartawan di Rumah Makan ABG Bumes Puro, Karangmalang Senin (30/5/2022). Hari itu, mereka menggelar pertemuan KTNA se-Kecamatan Karangmalang.

Santoso mengatakan larangan membeli BBM menggunakan jeriken menyulitkan petani. Mereka bingun harus menggunakan wadah apa agar bisa membeli BBM.

Advertisement

Santoso mengatakan larangan membeli BBM menggunakan jeriken menyulitkan petani. Mereka bingun harus menggunakan wadah apa agar bisa membeli BBM.

“Petani terkesan beli BBM saja dipersulit. Padahal mau tidak mau petani membutuhkan BBM untuk bahan bakar pompa sedot air dan mesin traktor untuk membajak sawah. Pada musim ini masih bersyukur ada hujan. Nanti saat musim tanam ketiga, musim kemarau, maka BBM menjadi kebutuhan mendesak bagi petani. Tanpa BBM petani bisa jadi tidak bisa menyedot air,” jelasnya.

Baca Juga: Petani Sragen Geger Subsidi Pupuk Khusus Urea-NPK, Lah Organik Gimana?

Advertisement

Sebagai gambaran, kebutuhan solar untuk mengairi sawah seluas satu hektare sekitar 35 liter. Untuk pompa air berkapasitas 24 PK membutuhkan 2 liter solar untuk mengairi sawah selama 7-8 jam.

Sementara Ketua KTNA Kabupaten Sragen, Suratno, menyampaikan problem sulitnya petani mendapatkan BBM itu tidak hanya di Karangmalang, tetapi se-Kabupaten Sragen. Ia berharap rekomendasi pembelian BBM bagi petani itu cukup sampai desa, tidak perlu sampai ke kecamatan atau dinas.

Baca Juga: Lagi-Lagi, Jebakan Tikus Listrik Bikin Nyawa Petani Sragen Melayang

Advertisement

“Bila perlu Pertamina memberi kemudahan akses bagi petani dengan pelayanan penjualan pertalite di pertashop di desa-desa. Pertashop itu mendekatkan pelayanan ke rakyat. Kalau petani harus beli ke SPBU maka terlalu jauh. Kebijakan ini berkaitan dengan pembelaan kaum petani atau tidak. Apalagi warung-warung tidak boleh jualan BBM, petani lebih sulit mencarinya,” katanya.

Suratno sudah berkomunikasi dengan Pertamina terkait dengan pembatasan pembelian BBM ini. Dia menerangkan kebijakan ini merupakan kebijakan pusat maka KTNA harus bicara dengan Bupati. Dalam waktu dekat, KTNA akan menyurati ke Bupati.

“Sebentar lagi petani akan dihadapkan pada masalah harga gabah yang anjlok,” jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif