Soloraya
Selasa, 6 Februari 2024 - 06:00 WIB

Petani Wonogiri Diprediksi Cuma Panen Sekali 2024 Ini, Produksi Beras Terganggu

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Buruh tani menanam padi di area persawahan Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Selasa (30/1/2024). Kemarau panjang 2023 membuat masa tanam I mundur beberapa bulan. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIPetani di Wonogiri diprediksi hanya bisa panen padi satu kali pada 2024 ini. Hal itu tak lepas dari anomali cuaca dengan fenomena El Nino dan kemarau panjang pada tahun lalu yang membuat masa tanam (MT) I mundur beberapa bulan.

Kondisi ini berpotensi membuat produksi beras terganggu dan mengalami penurunan. Jika terjadi demikian, bisa mengakibatkan inflasi meningkat karena harga beras bakal tinggi.

Advertisement

Kepala Bidang Ketersediaan Stabilitas dan Kerawanan Pangan dan Gizi Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Wonogiri, Niken Kuntari, mengatakan berdasarkan survei Badan Pangan Nasional di Wonogiri, baru-baru ini, beras yang dimiliki rumah tangga petani saat ini sudah mulai habis.

Sementara masa tanam para petani di Wonogiri mundur cukup jauh dari biasanya akibat El Nino. Pada keadaan normal petani sudah panen pada Maret untuk masa tanam I. Hal itu tidak mungkin terjadi pada tahun ini karena para petani baru mulai tanam untuk MT akhir Januari atau awal Februari 2024.

Advertisement

Sementara masa tanam para petani di Wonogiri mundur cukup jauh dari biasanya akibat El Nino. Pada keadaan normal petani sudah panen pada Maret untuk masa tanam I. Hal itu tidak mungkin terjadi pada tahun ini karena para petani baru mulai tanam untuk MT akhir Januari atau awal Februari 2024.

Normalnya, petani mulai menanam untuk MT I pada November. ”Padahal, musim kemarau tidak mungkin mundur. Ada kemungkinan petani hanya bisa panen sekali pada tahun ini. Itu artinya produksi beras di Wonogiri akan terganggu dan akan mengalami penurunan. Nah ini yang harus diantisipasi karena bisa mengakibatkan harga beras semakin tinggi,” jelas Niken saat diwawancarai Solopos.com, Senin (5/2/2024).

Niken mengatakan salah satu upaya antisipasi itu yakni dengan mengajukan penambahan stok cadangan beras Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Cadangan beras itu bisa digunakan untuk program pasar murah atau bansos ketika harga pangan naik sehingga ketahanan pangan dan inflasi tetap terjaga.

Advertisement

Kewenangan Mengelola Perniagaan Hasil Panen

Namun, pada kenyataannya, selama ini stok cadangan beras Pemkab Wonogiri selalu kurang dari itu. “Tahun kemarin saja, cadangan beras kami hanya 4,5 ton gabah atau secara 3 ton beras. Jauh dari kebutuhan,” ungkap Niken.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan walaupun Wonogiri setiap tahun selalu surplus produksi beras, Pemkab tidak memiliki kewenangan untuk mengelola perniagaan hasil produksi itu. Banyak hasil panen petani Wonogiri yang dijual keluar daerah, sehingga beras yang beredar di Wonogiri tidak sebanyak yang diproduksi.

”Maksud kami, pemerintah daerah itu kalau bisa diberi kewenangan untuk mengelola hasil produksi beras. Jadi beras jangan ditarik keluar [Bulog], ke pusat, baru kemudian dikembalikan ke daerah. Itu tidak efisien. Pengelolaan itu nanti tinggal diawasi aparat penegak hukum. Kalau begitu kami bisa kontrol harga dan distribusinya di lokal Wonogiri,” jelas dia.

Advertisement

Menurut Bupati yang akrab disapa Jekek itu, pada 2023, produksi beras Wonogiri tidak optimal akibat anomali cuaca dan El Nino. Banyak sawah yang hanya bisa panen sekali yang biasanya bisa dua kali.

Dampak anomali cuaca itu masih terjadi sampai sekarang. Petani baru bisa menanam padi MT I pada akhir Januari 2024, padahal biasanya dua bulan sebelumnya. Hal itu juga berisiko petani hanya bisa panen sekali pada 2024 ini.

”Kami akan imbau petani untuk tanam benih padi yang usia panennya lebih pendek. Selain itu, giatkan lagi kebun dasawisma di desa-desa yang bisa menanam sayuran. Inflasi ini kami anggap warning alarm bagi kami. Jangan sampai nanti malah daya beli masyarakat melemah, ekonomi terganggu,” jelas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif