Soloraya
Senin, 21 Juni 2021 - 18:15 WIB

Petani Wonogiri Mulai Panen, Ternyata Harga Jual Porang Lebih Mahal pada Juli-Agustus

Aris Munandar  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani porang Wonogiri saat memanen porang belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI - Sejumlah petani porang di Kabupaten Wonogiri mulai panen komoditas tersebut. Namun, ada pula yang memilih menunggu untuk memanen pada periode Juli-Agustus mendatang.

Dewan Penasehat Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) Cabang Wonogiri Teguh Subroto, mengatakan panen porang di Wonogiri mulai dilakukan sejak Mei 2021 lalu. Diprediksi panen porang akan berlangsung hingga Agustus 2021. Mendekati Agustus harga porang akan semakin mahal, karena cuacanya panas.

Advertisement

"Juli-Agustus nanti kan cuacanya lebih panas daripada Mei-Juni. Semakin panas, kadar air porang semakin tipis. Perusahaan akan membeli dengan harga lebih tinggi. Sehingga sebagian petani memilih panen pada Juli-Agustus. Intinya petani saat ini untung, namun panennya belum semua," ungkap dia kepada Solopos.com, Minggu (20/6/2021).

Baca Juga: Ucapkan Selamat Ulang Tahun Untuk Jokowi, Video Ganjar Langsung Diserbu Netizen

Dalam tumbuhan porang dikenal dengan istilah dorman. Petani akan menunggu dorman sempurna, ada dorman batang dan dorman akar. Petani bakal menunggu momen harga tinggi.

Advertisement

Saat ini harga umbi porang produksi Rp7.500 per kilogram. Nanti ada masanya harga itu akan naik pada Juli-Agustus. Karena pada bulan sebelumnya Rp7.000 setiap kilogram.

Teguh mengatakan petani yang sudah mulai memanen porang pada musim ini tersebar di Kecamatan Jatiroto, Jatipurno, Slogohimo, Karangtengah dan lain-lain. "Kebetulan saya membina petani porang di sejumlah daerah. Mulai dari persiapan tanam, penanaman, perawatan hingga pasca panen. Ini binaan saya di Jatiroto dan Jatisrono sudah mulai panen bareng, tapi belum semua," kata dia.

Baca Juga: 3 Mobil & 1 Truk Tabrakan Beruntun di Tol Boyolali:  2 Tewas, Sopir Truk Kabur

Advertisement

Meski belum panen semua, menurut Teguh, umbi produksi yang telah dikirim ke pabrik di Jawa Timur sudah berpuluh-puluh ton. Setiap kali pengiriman, jumlah porang yang dikirim menggunakan truk sebanyak delapan hingga sembilan ton.

"Desa di Kecamatan Slogohimo itu satu desa sudah panen dan dikirim ke pabrik puluhan ton. Ini kan mulai panen umbi produksinya. Kalau panen umbi katak di daunnya itu sudah lebih dulu," tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif