Soloraya
Rabu, 2 November 2011 - 11:22 WIB

Peternak belum untung dari penjualan hewan kurban

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Karanganyar (Solopos.com) – Meskipun Idul Adha menjelang, namun sebanyak 50 an peternak sapi di Kampung Sapi yang berlokasi di lingkungan Mandungan RT 3 RW IV, Kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar, sama sekali belum meraup untung. Lesunya harga jual sapi metal dan limosin di pasaran, menjadikan para peternak enggan untuk melepas sapi yang mereka pelihara.
Advertisement

Di Kampung Sapi, ada sekitar 170 sapi jenis metal dan limosin. Sapi biasa, dijual di pasaran dengan kisaran harga Rp 7-8,5 juta per ekor. Sedangkan sapi metal dan limosin harganya Rp 9-12 juta per ekor. Ketua Kampung Sapi, Mulyadi mengatakan, saat ini para peternak di sana hanya bisa bertahan tanpa bisa berbuat apa-apa. “Dulu memang bisa memasok untuk kurban hingga 15 ekor. Tapi saat ini hanya sekitar 4-5 ekor,” kata Mulyadi, Selasa (1/11/2011). Berat sapi di sana, rata-rata antara 500-600 kilogram. Sedangkan yang bobotnya satu ton sudah tidak ada.

Turunnya harga sapi berkualitas tinggi di pasaran, ungkap Mulyadi, lantaran saat ini pemerintah masih memasok daging sapi dari Australia, sektiar empat tahun lalu. Sebelum ada kebijakan itu, kata dia, peternak bisa menjual sapinya hingga Rp 14 juta. Tapi sekarang hanya mentok di angka Rp 12 juta. “Itu pun kami masih rugi sebab setiap harinya kami harus mengeluarkan biaya untuk pakan satu ekor sapi senilai Rp 12.000. Biaya itu untuk membeli katul, ampus tahu, dan tenaga,” katanya.

Jika peternak hanya mempunyai sapi dan tidak memiliki lahan sawah, maka dia bisa merugi. Sebaliknya, bila peternak masih mempunyai lahan sawah untuk digarap, hal itu bisa menunjang ternaknya. Sebab kotoran dari ternak bisa untuk menghemat biaya pupuk untuk menanam padi.

Advertisement

Saat ini, imbuh Mulyadi, pihaknya tengan berlatih membuat pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran hewan serta praktik membuat pakan ternak dengan kombinasi aneka pakan. Kendati demikian, ia dan beberapa peternak lain belum bisa memprediksi berapa biaya yang bisa dihemat dari pengembangan pembuatan pupuk dan pakan ternak itu. “Untuk penjualan, kami serahkan ke belantik untuk dijual ke Pasar Bekonang. Syukur-syukur bisa laku di sana,” keluh Mulyadi.

fas

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif