Soloraya
Rabu, 18 Mei 2011 - 17:32 WIB

Peternak sapi perah Boyolali keluhkan broker susu

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KOPERASI SUSU—Gubernur Jateng Bibit Waluyo (tengah) didampingi Ketua KUD Mojosongo, Sentosa (paling kanan) melihat fasilitas pengolahan susu sapi segar di KUD Mojosongo, Boyolali, Rabu (18/5). (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

Boyolali (Solopos.com) – Sejumlah peternak sapi perah mengeluhkan munculnya broker pembelian susu sapi segar. Pasalnya pembelian itu tidak melihat kualitas susu yang dihasilkan, meski para peternak sendiri mengaku untung dengan harga yang ditetapkan para broker.

KOPERASI SUSU—Gubernur Jateng Bibit Waluyo (tengah) didampingi Ketua KUD Mojosongo, Sentosa (paling kanan) melihat fasilitas pengolahan susu sapi segar di KUD Mojosongo, Boyolali, Rabu (18/5). (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

Advertisement
“Adanya broker itu memang menyulitkan koperasi. Pasalnya, broker tidak bertanggung jawab dengan kualitas yang dihasilkan. Sementara, pihak koperasi sudah menetapkan kualitas standar karena ada permintaan khusus dari industri pengolahan susu (IPS),” ujar Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jateng Kuncoro di depan Gubernur Jateng Bibit Waluyo bersama sejumlah pejabat Pemprov Jateng dan Wabup Agus Purmanto yang melakukan kunjungan kerja di KUD Mojosongo, Rabu (18/5).

Kuncoro menjelaskan dalam menjalankan tugasnya, broker itu berani memasang harga di tingkat peternak lebih tinggi dibanding dengan harga yang ditetapkan koperasi. Sehingga, lebih banyak peternak yang memilih untuk menjual ke broker.

Advertisement

Kuncoro menjelaskan dalam menjalankan tugasnya, broker itu berani memasang harga di tingkat peternak lebih tinggi dibanding dengan harga yang ditetapkan koperasi. Sehingga, lebih banyak peternak yang memilih untuk menjual ke broker.

Sementara, jelas Kuncoro, pihak koperasi harus bertanggung jawab dengan kualitas yang diberikan IPS dengan harga pembelian yang sudah ditentukan. Selain itu, pihak koperasi juga harus melakukan pembinaan kepada para peternak itu sendiri.

“Hal inilah yang menyulitkan koperasi dalam pengembangan dan pembinaan kepada para peternak untuk memeroleh kualitas susu sesuai standar IPS,” jelas dia.

Advertisement

“Ada broker yang mampu menampung sekitar 20.000 liter/hari. Padahal ada koperasi yang tidak mampu menampung jumlah seperti itu, karena harus menjaga kualitas untuk diserahkan ke IPS,” tandas dia.

Pabrik pakan
Sementara, Ketua KUD Mojosongo Sentosa mengatakan saat ini di Boyolali perlu didirikan pabrik pakan ternak sendiri, sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas susu sapi segar yang dihasilkan. Pasalnya, selama ini para peternak mengeluhkan harga pakan yang mahal, sehingga tidak mampu untuk menghasilkan kualitas susu yang telah ditetapkan.

Selain itu, dengan adanya pabrik itu diharapkan mampu memberikan harga pakan yang bisa dijangkau oleh peternak. Selama ini, jelas Santosa, membutuhkan konsentrat pakan ternak sekitar 120 ton/bulan. Hingga saat ini, menurut Santosa, jumlah populasi sapi perah di wilayah Mojosongo mencapai 6.600 ekor sapi dengan jumlah sapi laktasi atau menghasilkan susu sebanyak 3.100 ekor.

Advertisement

Menanggapi keluhan tersebut, Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengatakan potensi susu sapi segar di Jateng sangat tinggi. Sehingga, permasalahan persusuan di Jateng harus dikelola secara profesional oleh koperasi-koperasi yang menampung hasil produksi para peternak.

“Adanya kendala seperti untuk menghasilkan pakan ternak yang bergizi tinggi harus ada pabrik yang bisa ngayomi para koperasi yang menjadi organisasi para peternak sapi perah. Dengan harapan kualitas susu sapi segar bisa terjaga,” ujarnya.

Selain itu, perlu komunikasi antara peternak, kelompok peternak dan koperasi untuk memecahkan setiap permasalahan yang ada, sehingga bisa menghasilkan kualitas sesuai dengan strandar dari IPS sendiri.

Advertisement

Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Whitono mengatakan dalam tahun ini ada pendirian pabrik pakan mini di Kabupaten Klaten dengan anggaran sekitar Rp 300 juta. Pabrik itu, jelas Whitono, untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi kelompok peternak sapi perah di Klaten.

fid

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif