Soloraya
Jumat, 17 September 2021 - 19:45 WIB

Petugas DLHK dan Polisi Klaten Cek Air Saluran Irigasi yang Berubah Merah, Hasilnya?

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Klaten mengecek kondisi air pada saluran irigasi di wilayah Desa Ngreden dan Bulan, Kecamatan Wonosari, Jumat (17/9/2021). (Istimewa/DLHK Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Klaten mengecek alur saluran air irigasi di wilayah Desa Ngreden dan Bulan, Kecamatan Wonosari yang sempat memerah.

Namun, mereka tak mendapatkan sampel air berwarna merah. Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan DLHK Klaten, Dwi Maryono, mengatakan petugas dari DLHK sudah mendatangi lokasi saluran air irigasi yang dikabarkan sempat berubah warna jadi merah pada Jumat (17/9/2021) pagi.

Advertisement

Sedianya, petugas dari DLHK mengambil sampel air saluran irigasi yang memerah tersebut. “Ya, tadi kami ke lapangan. Tetapi air yang berwarna itu sudah tidak ada. Karena kejadiannya itu kemarin dan tidak lebih dari dua jam [warna air kembali normal]. Jadi kami mau ambil ya percuma karena airnya sudah berbeda,“ kata Dwi Maryono saat dihubungi Solopos.com, Jumat (17/9/2021).

Baca Juga: Kelola Sampah Organik dengan Maggot, Omah Limbah Gempol Klaten Wakili Jateng ke Tingkat Nasional

Advertisement

Baca Juga: Kelola Sampah Organik dengan Maggot, Omah Limbah Gempol Klaten Wakili Jateng ke Tingkat Nasional

Pengecekan air ke laboratorium diperlukan untuk memastikan kandungan yang menyebabkan air di saluran irigasi Wonosari, Klaten, itu memerah.

“Karena kami tidak sempat melihat kondisinya sehingga kami tidak bisa memastikan apakah itu kandungan kimia atau organik. Kalau itu organik kemungkinan efek ke pertanian tidak begitu besar, tetapi kalau kimia kami ingin pastikan seperti apa efeknya,” jelasnya.

Advertisement

Baca Juga: Kisah Kades Gempol Klaten yang Diprimpeni Arwah Leluhur saat Jalani Isoman

Namun, belum dipastikan kegiatan tersebut mencuci mobil atau mencuci barang dari dalam mobil. “Yang dicuci itu mobilnya atau kemasan bekas apa sehingga tumpah ke sungai. Menurut informasi sebelumnya pernah ada seperti itu,” jelasnya.

Dwi Maryono mengatakan dalam berbagai pertemuan, DLHK tidak henti-hentinya meminta bantuan kepada kepala desa dan camat untuk segera menginformasikan ke DLHK jika ditengarai ada aktivitas pembuangan limbah langsung ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu.

Advertisement

Hal itu dimaksudkan agar bisa segera ditindaklanjuti guna mencegah potensi pencemaran ke alur sungai. Sementara itu, Satreskrim Polres Klaten menindaklanjuti peristiwa air saluran irigasi terutama di wilayah Desa Bulan dan Ngreden, Wonosari.

Baca Juga: Angka Kesembuhan di Klaten Lebih Tinggi dari Kasus Terkonfirmasi Covid-19, Tapi…

Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo, melalui Kasi Humas Polres Klaten, Iptu Abdillah, menjelaskan aparat Polres Klaten masih mendalami penyebab air sungai berubah warna jadi merah. Polres juga sudah membentuk tim untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut.

Advertisement

Petani Melihat Mobil Boks di Sawah

“Dari Tipiter sudah ke TKP dan mengambil sampel bekas dari kapas yang ada bekas limbah dan tanah yang ada airnya. Ditindaklanjuti ke Labfor maupun DLHK untuk mengetahui kandungan di dalamnya seperti apa,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Jumat.

Polisi akan meminta klarifikasi saksi yang mengetahui dugaan pencemaran air saluran irigasi tersebut. “Kemarin ada beberapa saksi yang memberikan keterangan ada seorang petani melihat mobil boks berhenti di tengah sawah dan membuang sesuatu [ke saluran irigasi]. Petani itu tidak tahu kalau limbah tersebut seperti itu. Masih terus kami dalami,” kata Abdillah.

Baca Juga: Aneh! Air Saluran Irigasi di Wonosari Klaten Mendadak Berwarna Merah

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Desa Bulan dan Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten, dikagetkan kondisi air saluran irigasi berubah warna jadi merah pada Kamis (16/9/2021) siang. Air itu sebelumnya bening.

Namun, kondisi itu terjadi sekitar sejam sebelum warna air kembali bening. Air pada saluran itu digunakan untuk irigasi areal sawah di wilayah Wonosari. Di Ngreden, sawah dengan luas lebih dari 100 hektare mendapatkan aliran air dari saluran tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif