Solopos.com, KARANGANYAR — Ketua PGRI Karanganyar, Tarsa, meminta kepada Pemerintah Kabupaten setempat agar para guru honorer tetap diberi peluang untuk bekerja hingga memasuki masa pensiun.
Tarsa yang juga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar ini mengungkapkan hal terkait bakal masuknya para guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Saya selaku Kepala Dinas dan Ketua PGRI meminta Bupati [Bupati Karanganyar, Juliyatmono] agar para guru WB [wiyata bakti] atau honorer ini bisa tetap ditampung entah bagaimana caranya,” ujarnya di sela-sela acara Pembinaan Penerima Bantuan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS jenjang PAUD, SD, dan SMP di Gedung PGRI Karanganyar, Senin (4/10/2021).
Baca Juga: Alhamdulillah, 3.860 Guru Non-PNS di Karanganyar Dapat Insentif
Harapannya, mereka tetap dipekerjakan sebagai guru atau bidang lain di seperti yang selama ini mereka geluti. “Saya itu kasihan, di antara mereka ada yang usianya 56 tahun, ada yang 57 tahun. Kalau harus kerja jadi buruh apa ya mungkin, kalau mau jadi pekerja pabrik apa ya usianya masih bisa. Makanya kalau bisa ya tetap mengajar. Kalau ada yang mengajar di SD dan sekolahnya ditutup ya tolong bisa dipindah ke sekolah lainnya,” harapnya.
Di sisi lain Tarsa juga menyadari sebagian guru honorer yang usianya sudah tua ini tidak menguasai teknologi. Berbeda dengan guru-guru muda yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Namun menurutnya jasa para guru honorer di dunia pendidikan ini tidak dilupakan.
Baca Juga: KPU Karanganyar Sediakan Alat yang Permudah Warga Cek Status
Sementara itu, para guru honorer di jenjang PAUD/TK, SD, dan SMP tahun ini kembali mendapatkan tunjangan dana kesejahteraan atau insentif dari Pemkab Karanganyar.