Soloraya
Minggu, 18 Juli 2021 - 23:29 WIB

PGS dan BTC Tutup Selama PPKM Darurat, PKL Jl Mayor Sunaryo Solo Kian Merana

Wahyu Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima membersihkan ruang selter dan atap selter di Jl Mayor Sunaryo, Solo, Minggu (18/7/2021). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Kondisi pedagang kaki lima atau PKL Jl Mayor Sunaryo kian merana menyusul penutupan Pusat Grosir Solo (PGS) dan Beteng Trade Center (BTC) selama PPKM darurat, 3-20 Juli 2021.

Hanya tujuh pedagang yang masih membuka lapak dari total 60 pedagang anggota Paguyuban Pedagang Kreatif Lapangan Jl Mayor Sunaryo, Solo, depan PGS dan BTC tersebut.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu (18/7/2021), hanya ada dua pedagang yang berjualan. Para pengurus paguyuban membersihkan ruang dan atap selter. Banyak daun kering di selter karena pedagang banyak yang setop berjualan sementara waktu.

Baca Juga: Tak Bisa Jualan, Bakul Pasar Solo Terpaksa Jual Perabot Rumah Untuk Makan

Salah satu PKL kupat tahu Jl Mayor Sunaryo Solo, Widadi, 54, menjelaskan hanya mendapatkan omzet sekitar Rp60.000 sampai Rp70.000 per hari selama PPKM Darurat.

Advertisement

Lapaknya yang biasa menghabiskan 10 kilogram gula pasir, per hari kini hanya 0,5 kilogram per hari. “Sak rekasane nyambut gawe ya lagi iki. Mikir makan isa tapi bulanan susah,” katanya kepada Solopos.com.

Baca Juga: 500 Mahasiswa Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19 GMNI-Polri di GOR Manahan Solo

Satpol PP Kerap Patroli

Ia menjelaskan biaya kebutuhan makan bisa dikurangi dengan mengolah pangan yang terjangkau. Tapi pengeluaran untuk membayar kontrakan tidak bisa dikurangi. Ia juga harus menghidupi istri dan kedua anaknya yang masih sekolah.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pedagang Kreatif Lapangan Jl Mayor Sunaryo Solo, Siska Agus Andriyanto, menjelaskan hanya ada tujuh PKL dari 60 PKL yang berjualan selama PPKM Darurat.

Baca Juga: Bantuan Oksigen Dari Singapura Untuk Solo Belum Bisa Digunakan, Ternyata Ini Penyebabnya

“Kebanyakan segmentasi dari para karyawan BTC dan PGS. Kami juga kesulitan untuk tidak melayani makan di tempat. Satpol PP kerap melakukan patroli di sini. Kalau nekat makan di tempat pasalnya berat,” jelasnya.

Menurutnya, PPKM Darurat merupakan situasi yang paling berat bagi para pedagang kaki lima selama pagebluk Covid-19 karena tidak ada konsumen. Padahal pedagang tetap harus membayar retribusi selter. BTC pernah tutup dua hari saat adanya temuan Covid-19 tapi tidak berdampak signifikan tahun lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif