SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan di hotel sesuai protokol kesehatan. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dunia perhotelan dan restoran di Sukoharjo bangkit kembali. Okupansi rata-rata kini mencapai 80%. Dalam rangka meningkatkan kapasitas house keeper Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata House Keeper Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menggelar uji kompetensi house keeping.

Kegiatan itu diselenggarakan di Hotel Omaya, Songgolangit, Gentan, Sukoharjo Rabu (19/4/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Sukoharjo, Oma Nuryanto, mengatakan saat ini okupansi perhotelan terus membaik. Pelonggaran aturan penanganan Covid-19 menjadi pemicu bergairahnya bisnis perhotelan.

Oma membeberkan pada Idulftri 1444 H ini, okupansi hotel di Sukoharjo sudah terisi lebih dari 80% dari total 2.000 lebih kamar hotel berbintang maupun nonbintang.

Dalam kesempatan itu PHRI Sukoharjo memberikan fasilitas kepada sejumlah 65 anggotanya untuk mengikuti uji kompetensi house keeping. Uji kompetensi ini bersifat wajib.

“Pemerintah Sukoharjo melalui Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) menyambut baik kegiatan yang bisa meningkatkan daya saing dan pengetahuan SDM terutama untuk house keeping ini,” ujar Oma.

Pihknya menargetkan pada 2025, seluruh karyawan yang tergabung dalam house keeping hotel dan restoran di Sukoharjo sudah tersertifikasi. “Memang tidak bisa langsung selesai karena kuota dari BNSP juga terbatas karena dibagi se Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Master Assessor BNSP, Rachmad Sugiyanto, mengatakan sertifikasi kompetensi sudah menjadi regulasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatf. Setiap hotel dengan klasifikasi berbintang harus memiliki tenaga profesional minimal 50%+1 pegawai yang telah memiliki sertikat kompetensi sesuai bidangnya.

Ada enam bidang yang diuji kompetensi yakni public area attendance, room attendance, supervisor, order taker, assistant manager, dan manajer. Pengisi jabatan-jabatan tersebut tak hanya diuji berdasarkan ilmu yang dimiliki, melainkan juga menyangkut tiga konsep yang lekat dengan perhotelan yakni skill, knowledge dan attitude.

“Pengujiannya bukan seperti ujian sekolah, tetapi ada yang demonstrasi, portfolio, ada pertanyaan lisan maupun tertulis.  Itu yang dikumpulkan untuk membuktikan bahwa mereka mampu,” ujar Direktur Mayapada Hotel Management itu.

Mereka diuji dari beberapa manajer house keeping yang telah memiliki sertifikat kompetensi dari BNSP sebagai penguji. House keeping memiliki tingkat dari level 2-6. Di level 6 merupakan top management house keeping. House keeping manager pada tingkat 6 harus memiliki 59 kompetensi. Sementara pada tingkat 7 biasanya tersandang bagi corporate manager housekeeping yang membawahi beberapa properti.

“Kenaikan level tergantung dari masing-masing kemampuan house keeper dan tergantung kesempatan mereka di perusahaan masing-masing,” jelas pria yang juga sebagai Ketua Asosiasi Master Assessor Indonesia.

Jumlah House keeper di Indonesia yang sudah bersertifikat dan terdaftar di LSP Pariwisata House Keeper  sekitar 8.000 orang. Namun jumlah tersebut belum berasal dari seluruh provinsi. Melainkan baru dari beberapa provinsi tertentu seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Itu pun baru terbatas di kota-kota besar.

Sebagai pendiri Indonesian House Keeper Association (IHKA), Rachmad berharap seluruh insan yang tergabung di house keeping memiliki sertifikat kompetensi. Di tahun ini pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap 1.500 orang, tahun lalu  2.000 orang. “Tetapi nantinya karena masa berlakunya sertifikat hanya tiga tahun maka tiga tahun lagi kami harus melakukan sertifikasi lagi,” jelasnya.

Direktur LSP House Keeper itu mengakui masyarakat masih belum mengerti kegunaan sertifikasi tersebut. Sosialisasi dari pemerintah  belum merata ke seluruh kota/kabupaten bahkan di Sukoharjo maupun lainnya. ” Sertifikat itu menjadi rekognisi [pengajuan] mereka dan ketika mau bekerja di luar perusahaannya masih berlaku,” harapnya.

Ketua BPC IHKA Soloraya, Arif Saksono menyebut di Soloraya house keeper yang tergabung dari beberapa hotel ada 120 anggota. Jumlah tersebut berasal dari level manager saja. Jika ditambah dengan level staf hampir sekitar 320 orang dari house keeping department di Soloraya.

“Sekitar 80% sudah bersertifikat. Itu akan membantu memberikan pelayanan yang maksimal pada tamu sehingga kemungkinan tamu kembali ke hotel lebih besar,” ujarnya.

SERTIFIKASI USAHA : LSU Baru Garap Hotel, Berharap Rambah Usaha Pariwisata Lainhttps://www.solopos.com/sertifikasi-usaha-lsu-baru-garap-hotel-berharap-rambah-usaha-pariwisata-lain-626844?utm_source=terkini_desktop

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya