SOLOPOS.COM - Sekelompok polisi Polres Sragen mengondisikan emosi suporter LDII Selection saat berlangsung kerusuhan pemain dalam pertandingan Piala Sukowati 2016 di Stadion Taruna, Sragen, Minggu (24/4/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Piala Sukowati 2016, antara LDII Selection Vs PSIR Rembang diwarnai kerusuhan.

Solopos.com, SRAGEN — Kerusuhan antarpemain terjadi dalam pertandingan sepakbola antara kesebelasan LDII Selection dan PSIR Rembang yang berlangsung di Stadion Taruna Sragen, Minggu (24/4/2016) sore.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu pemain PSIR melayangkan bogem mentah kepada salah satu pemain LDII Selection pada menit ke-53 babak kedua. Pukulan pemain PSIR berimbas pada naiknya emosi pemain LDII. Kapten kesebelasan PSIR, Heru, dikejar pemain LDII karena dianggap memukul kapten kesebelasan LDII, Fahrudin.

Polisi, tentara, panitia penyelengara (panpel), dan official masing-masing kesebelan langsung berlari ke tengah lapangan untuk menghentikan perkelahian itu. Suporter LDII yang mendomisasi penonton pun ikut berteriak dan menghujat pemain PSIR.

Pengawas Pertandingan Untung Darmadi langsung memutuskan untuk menghentikan pertandingan. Kedua kesebelasan dikumpulkan di lokasi yang terpisah.

45 Menit Pertama

Pertandingan LDII vs PSIR berlangsung memanas sejak 45 menit babak pertama. Persaingan antarpemain untuk menjebol gawang lawan sangat ketat. Sorakan suporter LDII dari sisi barat sempat membuat official PSIR naik pitam.

Adu mulut pun terjadi kendati segera bisa terkondisi setelah aparat datang. Hingga babak pertama berakhir, kedudukan kedua kesebelasan masih 0-0. Selama pertandingan babak pertama, Wasit Agus Susanto mengeluarkan dua kartu kuning, yakni untuk pemain PSIR, Kusen, pada menit 36, dan pemain LDII, Agung, di menit 39.

Peluit panjang dari wasit Agus Susanto menandakan babak kedua pertandingan dimulai. Pertandiangan baru berjalan lima menit terjadi insiden antarpemain di lapangan sisi timur.

Pemain andalan timnas, Budi Sudarsono, cedera pada kaki dalam insiden tersebut. Official LDII terpaksa harus mengganti Budi dengan pemain cadangan. Di pihak PSIR, salah satu pemain, Agus, juga mengalami luka di antara hidung dan mata. Setelah insiden, pertandingan masih terus berjalan.

Tiga menit kemudian, insiden kedua terjadi di sisi barat muka gawang LDII yang dijaga Husnan. Salah seorang pemain PSIR tiba-tiba memukul pemain LDII hingga berujung pada kerusuhan antarpemain. “Kami tidak terima karena kapten kami tiba-tiba dipukul dari belakang,” ujar Anshori, pemain LDII yang juga mengalami luka saat kerusuhan.

Pengawas pertandingan Untung Darmadi bersama wasit dan dua hakim garis, Yuswanto, dan Rikart, didampingi beberapa personel Panpel berembuk untuk mengambil keputusan selanjutnya setelah pertandingan dihentikan. Kapten kesebelasan LDII dan PSIR dipanggil untuk didamaikan. Upaya itu pun buntu.

Untung akhirnya berembuk lagi dan memutuskan untuk memberi kartu merah kepada kapten PSIR, Heru, dan kapten LDII, Fahrudin. Upaya itu pun tak berhasil karena Fahrudin masih dibolehkan ikut bermain. Sempat ada usulan penentuan pemenang dilaksanakan lewat adu penalti. Namun usulan itu pun tak dijalankan.

Setelah berdebat panjang, pelatih PSIR Haryanto memberi saran kepada Untung dan Panpel agar segera mengambil keputusan terbaik. Sesaat menjelang pukul 18.30 WIB, wasit meniup peluit panjang dua kali sebagai tanda pertandingan tidak dilanjutkan dan dinyatakan selesai.

LDII Pemenang

“Kami memutuskan kesebelasan LDII sebagai pemenang. Keputusan ini atas permintaan pelatih PSIR demi keamanan tim PSIR. Keputusan itu menjadi solusi terbaik untuk mengakhiri babak final Piala Sukowati 2016,” ujar Untung saat ditemui wartawan di Stadion Taruna, Minggu petang.

Pelatih PSIR, Haryanto, tidak keberatan dengan keputusan Pengawas Pertandingan dan Panpel. Haryanto mengaku kekalahan itu menjadi jalan terbaik. Dia menilai wasit tidak tegas ketika terjadi insiden yang mengakibatkan pemain PSIR terluka.

“Ya, paling tidak kehadiran kami dalam turnamen Piala Sukowati bisa menghibur warga Sragen. Kami sebenarnya ingin menunjukkan permainan yang cantik tetapi wasit tidak fair ya jadi enggak enak kan?” ujarnya.

Divisi Utama

Terpisah, Pelatih LDII Selection, Joko Rus, melihat masing-masing kesebelasan, LDII vs PSIR mengeluarkan pemain-pemain handal dari divisi utama. “Setelah insiden itu sebenarnya Fahrudin tidak ada masalah. Memang ada pemain di LDII yang luka tapi tidak apa-apa. Selama turnamen berlangsung tim kami berusaha menjaga sportivitas,” ujar dia.

Sebelum pertandingan dimulai perwakilan kedua kesebelasan sudah menyatakan ikrar untuk meminimalisasi gesekan suporter dan menjaga sportivitas di dalam dan di luar lapangan. Namun ikrar yang disaksikan Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo, Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman, dan perwira Kodim 0725/Sragen diabaikan.

Kapolres menerjunkan 150 personel untuk mengamankan pertandingan itu. Personel pengendalian massa di bawah koordinasi Kabag Ops Polres Sragen Kompol Joni Susilo turun tangan hingga menjamin keamanan tim PSIR Rembang. Hujan deras yang mengguyur membuat sterilisasi stadion berjalan lambat. PSIR pulang paling belakang setelah massa LDII bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya