SOLOPOS.COM - Petani memanen cabai yang ditanam di daerah pasang surut genangan WGM Wonogiri yang mengering akibat kemarau di Desa Gumiwang Lor, Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri, Minggu (10/9/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Perum Jasa Tirta (PJT) I selaku pengelola Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri meminta warga untuk tidak bercocok tanam di lahan genangan waduk tersebut yang mengering pada musim kemarau.

PJT I menegaskan lahan genangan untuk bukan untuk pertanian. Penegasan itu disampaikan Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/1 PJT I, Fendri Ferdian, menanggapi munculnya banyak kebun dan sawah di daerah genangan WGM yang surut pada musim kemarau ini.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Fendri mengatakan PJT I sudah mengimbau secara resmi kepada warga untuk tidak melakukan aktivitas pertanian atau pengolahan lahan di daerah pasang surut genangan air WGM. Daerah genangan air WGM, meski dalam keadaan surut tidak diperbolehkan untuk kegiatan pengolahan lahan pertanian.

Dia menerangkan pengolahan lahan di area genangan atau pasang surut dapat menyebabkan percepatan sedimentasi waduk. Material sedimen akibat pengolahan lahan mudah terbawa ke tengah waduk saat masa pengisian waduk pada musim penghujan. Di sisi lain, limbah pupuk dan pestisida dari kegiatan pertanian menyumbang penurunan kualitas air.

“Saat dilakukan pembersihan trashrack intake, ada sumbatan-sumbatan yang disebabkan selain dari sampah domestik, juga limbah pertanian misal batang-batang jagung,” jelas Fendri saat dihubungi Solopos.com, Minggu (10/9/2023).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No 6/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, pemanfaatan ruang daerah genangan waduk hanya dapat digunakan untuk empat kegiatan.

Empat kegiatan meliputi, kegiatan pariwisata, olahraga, budidaya perikanan, dan/atau pembangkit listrik tenaga surya terapung. Sementara itu, salah satu petani yang menanam di area genangan WGM, Siti Rohmah, mengaku setiap tahun pasti menanam jagung di lahan genangan tersebut.

Aktivitas itu sudah dia lakukan sejak puluhan tahun lalu di Desa Gumiwang Lor, Wuryantoro, Wonogiri. Selain tanaman pangan, Siti juga menanam cabai rawit. Meski tidak terlalu luas, hanya sekitar 500 meter persegi, dari hasil menanam itu dia bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

“Mulai menanam di sini, untuk tahun ini itu kalau tidak salah sejak April lalu. Ya lumayan, bisa menghasilkan dan bisa mengisi [waktu dengan] kesibukan,” kata Siti saat ditemui Solopos.com di lahan pertaniannya, Minggu (10/9/2023).

Menurut Siti, warga yang memanfaatkan daerah genangan WGM di Desa Gumiwang Lor untuk aktivitas pertanian itu tidak hanya dia. Dia memperkirakan ada lebih dari 50 orang yang melakukan hal yang sama di lahan yang dulu bekas permukiman itu. 

Siti juga menyebut aktivitas pertanian itu sejauh ini tidak ada yang melarang. “Dulu sempat dilarang, enggak boleh menanam di sini. Katanya, nanti sampah hasil pertanian itu mengotori waduk kalau sudah pasang. Tetapi setelah itu tetap menanam lagi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya