SOLOPOS.COM - Cabup-Cawabup Karanganyar (Dok/Solopos)

MELEWATI BALIHO CAGUB-CAWABUP KARANGANYAR

MELEWATI BALIHO CAGUB-CAWABUP KARANGANYAR

Solopos.com, KARANGANYAR — Tiga kecamatan di Karanganyar rawan terjadi gesekan antarpendukung atau konflik horizontal saat pelaksanaan pemungutan suara. Ketiga kecamatan tersebut antara lain Jaten, Colomadu dan Karanganyar Kota.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pernyataan ini dikemukakan Kapolres Karanganyar, AKBP Martireni Narmadiana seusai apel pergeseran pasukan ke lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Mapolres Karanganyar, Jumat (20/9/2013). Menurutnya, tiga kecamatan tersebut dinilai rawan terjadi konflik horizontal lantaran wilayah itu merupakan basis pendukung setiap pasangan.

“Yang rawan konflik horizontal di tiga wilayah tersebut, kami sudah mengantisipasinya dengan menyiagakan personel di setiap lokasi TPS,” katanya, Jumat pagi.

Polisi yang dikerahkan untuk pengamanan Pilkada Karanganyar sebanyak 1.100 personel. Mereka akan dibantu petugas Brimob Polda Jateng yang disebar di sejumlah titik rawan konflik. Selain aparat kepolisian, pengamanan Pilkada Karanganyar akan melibatkan anggota Kodim 0727/Karanganyar, Satpol PP Karanganyar, perlindungan masyarakat (linmas) serta elemen masyarakat lainnya.

Para petugas akan mengamankan tahapan pemungutan suara yang digelar pada 22 September. Petugas juga akan disiagakan di sejumlah objek vital dan pusat keramaian untuk mengantisipasi apabila pendukung salah satu pasangan yang kalah tak puas dan mengamuk.

“Selain TPS, petugas juga disiagakan di objek vital dan pusat keramaian untuk mengantisipasi bila terjadi amuk massa,” jelasnya.

Pengamanan Pilkada juga akan difokuskan di wilayah perbatasan yang jauh dari jangkauan Polres Karanganyar. Apabila muncul potensi konflik maka petugas maupun warga diminta segera melaporkan ke Polres Karanganyar. Sehingga bantuan petugas dapat segera dikirim ke lokasi kejadian untuk meredam kerusuhan.

Pihaknya meminta agar setiap pasangan calon bupati-wakil bupati (cabup-cawabup) dapat mengendalikan pendukung maupun simpatisannya. Proses demokrasi harus dibangun secara fair dan legawa. Artinya, para pendukung maupun simpatisan pasangan diminta legawa bila pasangan calon yang didukungnya kalah.
“Pendukung pasangan yang kalah harus lapang dada menerima kekalahan, iklim demokrasi di Karanganyar harus dibangun mulai sekarang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya