Soloraya
Rabu, 9 Desember 2015 - 15:08 WIB

PILKADA SOLO : Satgas PDIP di Mana-Mana, Satgas Putih Anung-Fajri "Menghilang"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Pilkada Solo diwarnai pemandangan yang jauh berbeda antara aktivitas kelompok pendukung Anung-Fajri dan Satgas PDIP pendukung Rudy-Purnomo.

Solopos.com, SOLO — Aktivitas relawan kedua pasangan calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Solo selama proses pemungutan suara, Rabu (9/12/2015), berbeda jauh. Satgas PDIP yang tergabung di regu penggerak dan pemilih (guraklih) ada di mana-mana mengajak warga datang ke TPS. Sebaliknya, relawan Satgas Putih (Sapu) tak terlihat.

Advertisement

Di gang kecil di Tegalmulyo, Nusukan, Banjarsari, 10 orang berpakaian serba merah duduk berjejer di sebuah rumah tempat pemungutan suara (TPS). Sejak pukul 08.00 WIB mereka menyapa warga yang akan memilih di TPS tersebut. “Ajeng nyoblos bu? Mangga (Mau nyoblos bu? Silakan),” ucap seorang perempuan berbaju merah kepada pemilih yang juga tetangganya.

Mereka tak henti berbincang dan menyapa pemilih di TPS yang berisi 400-an pemilih itu. Tak jarang, mereka mendampingi pemilih yang muncul dari ujung gang menuju lokasi TPS. Aktivitas itu terus dilakukan hingga siang jelang penutupan TPS.

Mereka adalah anggota guraklih, kader juang, hingga moncong putih. Di Solo, PDIP menerjunkan 22.000 satgasnya untuk menyukseskan pilkada. “Nanti mendekati akhir coblosan biasanya kami mengecek warga yang belum nyoblos. Akan kami ajak untuk menggunakan hak pilihnya,” ujar seorang sukarelawan, Sukarmin, 50, saat ditemui Solopos.com.

Advertisement

Di saat guraklih dan kader juang menggurita, Satgas Putih (Sapu) yang rencananya diturunkan pasangan Anung Indro Susanto-M. Fajri (Afi), justru tak terlihat. Hanya satu relawan Afi yang muncul yakni sebagai saksi di TPS. Seorang guraklih, Lukas Slameto, 52, mengaku belum melihat keberadaan Sapu sejak pagi. Sapu diturunkan Afi untuk mencegah pelanggaran pemilu seperti intimidasi dan sebagainya.

“Enggak ada tuh, cuma dari PDIP. Ini pun jumlahnya belum maksimal karena beberapa sukarelawan memilih untuk mancing,” ucap Lukas sambil tersenyum.

Di Kadipiro, Banjarsari, Sapu juga tak terlihat di sejumlah TPS. Di TPS 005 Banyuagung, Kadipiro, hanya ada beberapa guraklih dan kader juang yang berada di depan TPS. Dua personel Sapu sempat terlihat sebentar melintasi Kadipiro dengan motor setelah itu menghilang. Seorang satgas PDIP, Johan, 42, menilai Sapu enggan ikut berada di sekitar TPS lantaran takut terjadi gesekan. “Mungkin mereka takut bentrok dengan satgas kami. Di sini kandang banteng,” ujarnya.

Advertisement

Dominasi satgas PDIP juga terjadi di sejumlah wilayah di Serengan. Seorang guraklih di TPS 011 Dawung Kulon, Serengan, M. Tupar, mengatakan Sapu sama sekali tak terlihat hingga menjelang siang. “Cuma lima orang satgas yang ada, itu dari PDIP semua.”

Anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Asmuni, mengaku tak bisa menghalangi satgas PDIP untuk berada di sekitar TPS. Hal itu karena satgas tidak memakai atribut pasangan calon, nomor urut pasangan maupun lambang partai. Saat bertugas, satgas mengenakan kemeja merah dengan tulisan guraklih, kader juang dan seterusnya di bagian punggung. “Yang penting jangan masuk ke TPS,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif