SOLOPOS.COM - Agus Riewanto (Istimewa)

Pilkada Sragen 2015 merupakan pertarungan empat pasangan calon dari nasionalis dan agamis

Solopos.com, SRAGEN--Pertarungan empat pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Sragen diprediksi sebagai pertarungan kelompok nasionalis melawan kelompok agamis. Irisan massa pendukung antara keempat pasangan calon itu ditemukan pada basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), organisasai kemasyarakatan (ormas) Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Prediksi dan analisis tersebut disampaikan pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (6/8/2015). Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen itu melihat massa PDIP akan terpecah menjadi massa kultural dan struktural. Dia mengatakan massa kultural PDIP lebih cair dan cenderung berafiliasi kepada calon bupati (cabup) Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Yuni). Mereka tidak bisa melupakan dukungannya pada pilkada 2011 dan jasa mantan Bupati Sragen Untung Wiyono.

“Nah, mereka itu tidak terakomodasi dalam struktur PDIP di bawah pimpinan Totok [Bambang Samekto]. Keberadaan kelompok kultural itu yang membuat Yuni semangat maju Pilkada 2015. Sementara massa struktural cenderung lari ke Sugiyamto. PDIP Sragen hanya akan menggarap massa loyalis partai. Dominasi kekuatan salah satu massa PDIP itu akan menentukan kemenangan Yuni atau Sugiyamto,” kata Agus.

Agus menyatakan dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusung Dedy Endriyatno akan memperkuat posisi Yuni. Dia menilai massa PKS cenderung loyalis dan tidak terpengaruh oleh pihak lain. Sementara massa yang dibawa Ketua DPC Partai Demokrat Sragen, Joko Saptono, lebih cair dan mudah dimobilisasi pihak lain. Massa Demokrat itu tidak menjadi harapan untuk mendongkrak suara Sugiyamto-Joko Saptono.

Agus juga menemukan irisan massa dukungan pada basis Muhammadiyah dan NU di Sragen. Dua kelompok massa ormas itu, kata Agus, akan menjadi perebutan antara pasangan Agus Fatchur Rahman-Joko Suprapto (Amanto) dan pasangan Jaka Sumanta-Surojogo (Jago). Dua kekuatan massa itu didefinisikan Agus sebagai massa agamis, bukan nasionalis.

“Cabup petahana meskipun sebagai Ketua Partai Golkar Sragen tetapi massa riilnya berasal dari massa Muhammadiyah. Saya kira massa Golkar tidak solid. Kelompok massa Muhammadiyah itulah yang dijadikan dukungan untuk kemenangan calon petahana. Pasangan Jago juga ingin menyolidkan PKB [Partai Kebangkitan Bangsa] dengan kontituen NU,” tutur Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya