SOLOPOS.COM - Gudang KPU Sragen yang digunakan untuk menyimpan logistik pemilu. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pilkada Sragen, KPU kehilangan 9.620 bilik suara yang terbuat dari alumunium.

Solopos.com, SRAGEN–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen merencanakan dua skenario untuk mengatasi kekurangan bilik suara pada pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015.  Dua skenario disiapkan menyusul hilangnya 9.620 buah bilik suara yang terbuat dari alumunium belum lama ini.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua KPU Sragen, Ngatmin Abbas, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (1/11/2015), menyampaikan dua skenario itu yang akan ditempuh KPU untuk mengatasi kekurangan logistik bilik suara. Pertama, KPU akan pengadaan bilik suara dengan anggaran yang ada tetapi bahannya terbuat dari kardus. Kedua, KPU meminjam bilik suara dari KPU Karanganyar yang tidak menggelar pilkada sesuai dengan kebutuhan. Langkah peminjaman itu ditempuh ketika tidak tersedia anggaran yang memadai.

“Secara informal, kami sudah berkomunikasi dengan KPU Karanganyar. Bilik suara itu memang sudah lama, yakni hasil pengadaan saat pemilu 2004. Sebelumnya, logistik pemilu itu disimpan di gudang sewa di Nglorog. Ya, baru Agustus lalu logistik itu dipindah ke gudang lama. Pencurian itu kemungkinan terjadi antara September-Oktober 2015,” ujarnya.

Ngatmin mengakui gudang yang terletak di sebelah timur Kantor KPU lama itu tidak pernah dijaga. Dia mengatakan saat Kantor KPU masih di Mageru juga tidak pernah dijaga. Dia memprediksi letak Kantor KPU yang relatif jauh dengan gudang, yakni di Krapyak membuat pengawasan kurang.

Ngatmin tidak mau berspekulasi terkait siapa pelaku kejahatan itu. Dia tidak bisa komentar ketika ada rumor orang dalam terlibat.

“Biarlah kepolisian yang bertindak. Siapa pun yang terkait dalam kejahatan itu masuk ranahnya polisi. Dulu di Klaten juga pernah hilang. Kalau di Sragen, ya sepanjang sejarah pemilu di Sragen baru kali ini terjadi pencurian logistik pemilu. Ya, tahunya ketika mau digunakan,” tuturnya.

Warga sekitar gudang logistik KPU di Mageru juga tak tahu menahu tentang aksi kejahatan itu. Nanang, 53, warga yang tinggal di sebelah timur gudang logistik KPU Mageru, saat ditemui Solopos.com, Minggu sore, baru mengetahui adanya kehilangan bilik suara saat banyak aparat kepolisian melakukan olah kejadian di gudang, Jumat (30/10/2015).

“Polisi-polisi itu kan ngumpul di warung ini. Kami tahunya ada kehilangan ya dari polisi-polisi itu. Ya, ada 9.000-an bilik suara yang hilang. Kami tidak gagas gudang itu. Bersih-bersih pun ya warga lingkungan Mageru yang membersihkan karena tiap harinya tidak pernah dijaga. Dulu, sebelum Idul Adha ada truk yang mengangkut barang di gudang itu. Tapi ya enggak gagas. Apa yang dimaksud itu atau bukan, saya juga tidak tahu. Dugaan saya aksi pencurian itu siang hari kalau malam ya mencurigakan,” ujar dia.

Juru parkir di Jl. Diponegoro Mageru, Suparno, 60, juga tidak menggubris keberadaan gudang KPU itu. Laki-laki asal Ngarum, Ngrampal, itu tahunya hanya pelanggan parkir. Dia biasa nongkrong jadi juru parkir sejak pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB pada setiap harinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya