SOLOPOS.COM - Pasangan calon JOS (Joko Sutopo-Edy Santoso, kiri) dan paslon HW (Hamid-Wawan) menunjukkan nomor urutnya pada Pilkada Wonogiri 9 Desember mendatang setelah pengundian di Gedung Giri Wahana, Kompleks GOR Giri Mandala, Wonogiri, Selasa (25/8/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Pilkada Wonogiri, panwaslu kesulitan merekrut pengawas TPS karena persoalan honor minim.

Solopos.com, WONOGIRI–Anggota komisioner pengawas pemilihan umum (panwaslu) Wonogiri memasuki tahapan rekrutmen anggota pengawas tempat pemilihan suara (TPS).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sesuai regulasi sebanyak 2.030 anggota panwaslu TPS akan dilantik pada 16 November mendatang. Komisioner mengaku ada berbagai kendala yang dihadapi dalam mencari panwaslu TPS, di antaranya karena kedahuluan penyelenggara pemilu dan kecilnya honor.

Di pemilihan umum kepala daerah (pilkada) Wonogiri tahun ini, honor pengawas TPS senilai Rp150.000/bulan. Masa kerja anggota pengawas TPS yang baru kali pertama ada hanya sebulan. Penegasan itu disampaikan Ketua Panwaslu Wonogiri, Isnawati Sholehah ditemui Solopos.com, di kantornya, Sabtu (24/10/2015).
Isnawati menyatakan pekan lalu surat merekrut sudah dikirim ke masing-masing panitia pengawas pemilu kecamatan (panwascam) se-Wonogiri.

“Persyaratan panwaslu TPS tidak begitu rumit. Selama calon bisa baca tulis dan paham regulasi pengawasan bisa dipertimbangkan,” papar dia.

Isnawati mengatakan pengalaman sebelumnya tokoh masyarakat lokal sudah direkrut menjadi anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), saksi atau pimpinan partai politik.

“Perekrutan anggota panwaslu TPS urutan terakhir sehingga mengalami kendala.”

Walau demikian, Isnawati berharap pada hari H terpenuhi. “Anggota panwaslu TPS akan dilantik pada 17 November. Tugas-tugasnya jelas mengawasi pelaksanaan pemungutan suara di TPS-nya. Jika tidak ada peminat ya anggota panwaslu TPS diambilkan dari warga sekitar.”

Menurut dia, salah satu ide pembentukan panwaslu TPS di antaranya mencegah masifnya praktik politik uang.

Terpisah, Ketua Panwascam Selogiri, Agus mengaku sudah merekrut anggota panwaslu TPS. Menurut Agus, faktor takut dominan saat dirinya bersama-sama anggota pengawas pemilu lapangan (PPL) mendekati warga agar menjadi panwas.

“Masyarakat takut dan belum mengetahui cara kerja panwas. Kendala kedua soal honor.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya