SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean (tengah) menggandeng dua tokoh perguruan beladiri, SH Teratai Wonogiri dan SH Winongo Wonogiri seusai dikumpulkan untuk ikut menjaga kondusifitas tahapan Pilkada Wonogiri di salah satu rumah makan di Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Senin (19/10/2015). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Pilkada Wonogiri dimulai.

Solopos.com, WONOGIRI — Untuk menjaga kondusivitas tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) Wonogiri, dua pimpinan pesilatan Setia Hati (SH) di Wonogiri dipertemukan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pertemuan pimpinan SH Teratai dan SH Winongo difasilitasi Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean. Dua perguruan beladiri itu dinilai sering terjadi silang pendapat yang menjurus ke perkelahian.

Ketua Dewan Pertimbangan SH Teratai, Heri Pramono dan Ketua SH Winongo Wonogiri, Sularto di pertemuan dengan pimpinan Polres Wonogiri, Senin (19/10/2015) menegaskan, permintaan mendukung pasti ada karena anggotanya menjadi anggota tim pemenangan dua pasangan calon (paslon), baik Hamid-Wawan maupun Joko-Edy.

Dua pimpinan SH Wonogiri menegaskan, organisasi SH tidak berafiliasi pada salah satu partai politik. Organisasi SH Teratai dan SH Winongo, ujar keduanya, tak mendukung salah satu pasangan calon (paslon) Bupati dan Wabup Wonogiri yang kini bertarung di Pilkada Wonogiri.

Ketua Dewan Pertimbangan SH Teratai Wonogiri, Heri Pramono dan Ketua SH Winongo Wonogiri, Sularto mempersilakan anggota kepolisian memproses anggotanya jika berbuat tindak pidana.

“Organisasi SH Winongo tegas tak berpolitik praktis namun membebaskan anggota menyampaikan hak berdemokrasi,” tandas Sularto.

Hal sama disampaikan Heri Pramono. Heri menegaskan, anggota SH Teratai tidak menduku Si A atau Si B dalam Pilkada Wonogiri tahun ini. “Jika ada perselisihan yang terjadi di antara anggota SH Teratai dan SH Winongo tidak melibatkan organisasi tetapi oknum anggota. Silahkan saja diproses hukum jika ada anggota SH Teratai yang melanggar hukum.”

Baik Sularto maupun Heri mengatakan, dirinya sudah meminta kepada pimpinan ranting se-Wonogiri untuk tidak terprovokasi. Keduanya mempersilakan anggota kepolisian memroses anggota SH Teratai dan SH Winongo jika membuat gaduh atau keributan.

Ironi

Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean didampingi Kabagops Polres Wonogiri, Kompol Joko Wibowo dan para kasat mengaku ironis jika ada perkelahian di antara warga Wonogiri anggota SH Teratai dengan SH Winongo.

“Secara tidak sadar, sekarang ini politik pecah belah ala Belanda sudah merasuk di tubuh masyarakat. Sangat ironis jika di antara warga Wonogiri beradu dengan sesama bukan dengan penjajah.”

Kapolres minta para tokoh SH Teratai dan SH Winongo mau mengendalikan anggotanya masing-masing agar tidak terjadi kekacauan di tahapan Pilkada Wonogiri. “Pengacau PilkadaWonogiri akan berhadapan dengan anggota polisi yang di-back up anggota TNI. Kami (anggota pengamana) tidak segan-segan bertindak tegas menghadapi oknum pengacau pilkada.”

Lebih lanjut Kapolres menyatakan, perkelahian akan merugikan diri sendiri dan organisasi. Pada bagian lain, Kapolres meminta anggota SH Teratai dan SH Winongo ikut mengawasi dan melaporkan tindak money politics.

“Jika melihat praktik money politics silahkan lapor ke panwas bukan ke polisi. Juga kondusifitas daerah selama pilkada akan memberi rasa nyaman bagi masyarakat Wonogiri. Terlebih investasi yang masuk ke Wonogiri selama pemerintahan Bupati Danar senilai Rp70 triliun.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya