SOLOPOS.COM - Kepala Desa terpilih adalah Daryoko disambut pendukungnya seusai pemilihan kepala desa (Pilkades) di Balai Desa Tohudan, Colomadu, Karanganyar (21/2/2013). Calon dengan nomor urut 2 itu mengungguli enam calon lainnya dengan 680 suara. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Kepala Desa terpilih adalah Daryoko disambut pendukungnya seusai pemilihan kepala desa (Pilkades) di Balai Desa Tohudan, Colomadu, Karanganyar (21/2/2013). Calon dengan nomor urut 2 itu mengungguli enam calon lainnya dengan 680 suara. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

KARANGANYAR-Sebanyak 18 calon incumbent kepala desa keok dalam pertarungan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di 91 desa di Kabupaten Karanganyar, Kamis (21/2/2013).

Di sisi lain tingkat partisipasi masyarakat dalam pilkades mencapai 76 persen dari total 344.035 pemegang hak suara. Data yang dihimpun Solopos.com di Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Pemkab Karanganyar, jumlah calon pemilih yang tidak menggunakan hak suara mereka tercatat 81.660 orang. Jumlah tersebut 23,7 persen dari keseluruhan pemilih.
Sedangkan 18 calon incumbent atau petahana yang kalah pilkades yakni Wuryanto, Kades Dagen (Jaten); Rukini, Kades Kebak (Kebakkramat); Parno, Kades Ngadirejo (Mojogedang); Sutarwo, Kades Pojok (Mojogedang); Sinarwan, Kades Pereng (Mojogedang).
Selain itu Suwali, Kades Kalijirak (Tasikmadu); Budi Murwati, Kades Tohudan (Colomadu); Sutrisno, Kades Jatisawit (Jatiyoso); Harno, Kades Jatipurwo (Jatipuro); Sri Mulyani, Kades Giriwondo (Jumapolo); Suwarno, Kades Jumantoro (Jumapolo); Mulyono, Kades Blorong (Jumantono). Ada juga Jiman, Kades Ganten (Kerjo); Martantyo Didik, Kades Tawangsari (Kerjo); Sugeng Santoso, Kades Lempong (Jenawi); Supardoko, Kades Menjing (Jenawi); Sutarmin, Kades Trengguli (Jenawi); Sukatmo, Kades Balong (Jenawi).
Wakil Bupati Karanganyar, Paryono, meminta calon kades yang kalah legawa dan menerima hasil penghitungan suara. Begitu juga kades terpilih diminta merangkul calon kades yang kalah beserta pendukungnya. Sehingga jalannya pemerintahan maupun proses pembangunan desa pascapemungutan suara bisa berjalan baik, tidak pincang.
Paryono menegaskan, pascapesta demokrasi pilkades merupakan masa krusial untuk melakukan konsolidasi politik. Kades terpilih harus bisa menutup kembali celah hubungan antar masyarakat yang sempat renggang selama tahap penggalangan massa jelang pilkades. “Kendati diwarnai beberapa insiden kecil, saya rasa wajar. Saya yakin setelah ini situasi dan kondisi masyarakat kembali berjalan normal seperti sebelum pilkades,” paparnya.
Wabup memberikan acungan jempol kepada masyarakat Karanganyar yang mampu mengikuti tahapan pilkades secara cerdas dan tertib. Pernyataan senada disampaikan Asisten I Bidang Pemerintahan Pemkab Karanganyar, Any Indihastuti, saat ditemui Solopos.com. Dia mengapresiasi tingginya persentase partisipasi politik masyarakat dalam pilkades. Hal itu menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat dalam menentukan nasib desa enam tahun ke depan.

Di sisi lain, Bupati Karanganyar, Rina Iriani SR, dilaporkan turut memantau langsung pelaksanaan Pilkades Gedongan, Colomadu dan Desa Jati, Jaten. Padahal kondisi orang nomor satu di Bumi Intanpari tersebut belum pulih benar setelah menjalani operasi kerusakan otot pekan lalu di Singapura. Sejak tiba di Karanganyar Minggu (17/2), Rina masih harus menghabiskan waktunya di tempat tidur guna pemulihan kondisi fisik.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya