SOLOPOS.COM - Warga peserta aksi unjuk rasa menentang hasil Pilkades Senden membawa sejumlah tulisan bernada protes saat berdemo di depan Balaidesa Senden, Klaten, Rabu (15/5/2013). (Istimewa)

Warga peserta aksi unjuk rasa menentang hasil Pilkades Senden membawa sejumlah tulisan bernada protes saat berdemo di depan Balaidesa Senden, Klaten, Rabu (15/5/2013). (Istimewa)

Warga peserta aksi unjuk rasa menentang hasil Pilkades Senden membawa sejumlah tulisan bernada protes saat berdemo di depan Balaidesa Senden, Klaten, Rabu (15/5/2013). (Istimewa)

KLATEN — Pascapelantikan Kepala Desa (Kades) Senden yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Klaten pada Selasa (14/5), ratusan warga kembali menggelar demo di depan Balaidesa setempat, Rabu (15/5/2013). Di saat yang bersamaan, Kades terpilih, Triyono, justru izin tidak masuk kerja dengan alasan ada keperluan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Unjuk rasa diikuti seratusan massa yang merupakan pendukung Calon Kepala Desa (Cakades) Senden yang kalah saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) beberapa waktu lalu. Ratusan warga itu berjalan kaki dari Dukuh Kokap menuju Balaidesa Senden yang telah dijaga oleh puluhan anggota Polres Klaten dan Polsek Ketandan.

Dalam aksinya, ratusan massa membawa poster berisi tentang penolakan hasil Pilkades, di antaranya bertuliskan “Tuntutan Menolak Hasil Pilkades untuk Selamanya”, “Bubarkan Serah Terima Jabatan Kades Senden dan Tegakkan Kejuran dan Keadilan”, Hancurkan Arogansi Bupati Klaten” dan “Tumbangkan Keangkuhan Camat Ngawen”.

Setelah sampai di Balaidesa, mereka menuntut bertemu dengan Kades dan perangkat desa. Meski demikian, Kades yang baru saja dilantik tidak bisa ditemui lantaran izin karena ada keperluan. Akhirnya, ratusan massa yang beringas ditemui oleh salah satu perangkat desa, Sihpaminto. Massa juga menuntut pertanggung jawaban panitia pencalonan dan pengangkatan (Palona) atas pelaksanaan pilkades yang dinilai merugikan cakades Wagino dan pendukungnya.

Sihpaminto sempat meminta maaf kepada massa, namun massa justru semakin beringas. Akhirnya, Sihpaminto dibawa ke dalam kantor dengan dijaga aparat. Massa hampir saja membakar ban bekas yang telah mereka siapkan. Namun, aparat bersikap tegas dengan menyita dua botol bensin yang dibawa massa.

Koordinator aksi, Tarmuji, mengungkapkan aksi itu digelar lantaran kecewa dengan hasil Pilkades beberapa waktu lalu. “Kami selaku warga menghendaki Pilkades dibatalkan karena adanya kecurangan. Selain itu, kami juga kecewa dengan sikap bupati yang tidak mau menanggapi masyarakat yang sedang bergejolak,” jelasnya kepada wartawan seusai aksi, Rabu. Pihaknya mengaku sudah memberikan surat permohonan penundaan pelantikan Kades terpilih kepada Bupati pada 6 Mei lalu. Selain itu, BPD juga telah melayangkan permohonan serupa kepada orang nomor satu di Klaten. “Kami kecewa karena sampai saat ini belum ada tanggapan dari Bupati,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu perangkat desa setempat, Sihpaminto, mengatakan hal itu wajar karena masyarakat memang kecewa terhadap hasil Pilkades. Kendati demikian, menurutnya, aksi yang terlalu digelar itu menimbulkan sedikit gangguan terhadap layanan masyarakat. “Sebenarnya tidak apa-apa karena ini juga demokrasi, namun kurang nyaman dalam pelayanan masyarakat,” jelasnya kepada wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya