Soloraya
Kamis, 17 November 2016 - 21:40 WIB

PILKADES SRAGEN : Botoh Bisa Mainkan Suara Pemilih, Cakades Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di jalan yang terdapat gambar dua cakades di depan Balai Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Kamis (17/11/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pilkades Sragen, para calon kades mewaspadai pergerakan botoh supaya tidak merugikan mereka.

Solopos.com, SRAGEN — Para calon kepala desa (cakades) mewaspadai pergerakan botoh agar tidak merugikan usaha mereka untuk memenangi pemilihan kepala desa (pilkades) secara sehat, 6 Desember mendatang.

Advertisement

Bahkan, ada cakades yang berjanji akan mengusir botoh yang mencoba memasuki wilayah internal untuk proses pemenangan cakades tersebut. Antisipasi botoh itu dilakukan cakades karena cakades lah yang dirugikan atas aktivitas perjudian itu. Baca juga: Botoh Mulai Bergerak, Ini Modus-Modusnya

Ulah botoh bisa memengaruhi suara pemilih, terutama jika botoh memainkan politik uang. Cakades Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sugino, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Kamis (17/11/2016), mengatakan fenomena botoh dalam pilkades itu merugikan cakades karena ada pihak yang diuntungkan dan ada pihak yang dirugikan.

Selama ini, Sugino yang akrab disapa Welly itu belum mengendus adanya botoh yang masuk ke wilayah Jambanan. “Botoh itu punya survei sendiri dan tidak berani berhubungan dengan tim atau cakades secara langsung. Botoh itu bisa mengganggu juga kalau masuk dalam pilkades,” ujar Sugino.

Advertisement

Sugiono mengaku sudah meminta timnya untuk berhati-hati dan waspada dengan botoh. Kalau ada botoh di Jambanan dia minta timnya langsung mengusirnya. Kepentingan botoh itu kan hanya judi bukan mendukung cakades

Dia mengatakan botoh bisa memainkan suara warga dengan iming-iming uang dan sebagainya. Selama ini, Sugino berani maju dalam bursa pilkades karena dorongan dari teman-temannya.

Dia membentuk tim sukarelawan dengan nama Sahabat Welly. Sementara itu, cakades lawan Sugino, Wagimin, belum bisa dimintai tanggapan tentang botoh.

Advertisement

Rumah Wagimin tertutup rapat saat Solopos.com bertandang hingga dua kali ke rumahnya di Dukuh Jipangan RT 004, Desa Jambanan.

Di sisi lain, cakades Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Pardi, juga melakukan upaya serupa. Saat dihubungi Solopos.com, Kamis sore, dia mengaku tidak paham dengan permainan botoh.

Selama ini, Pardi merasa belum terganggu dengan botoh yang sering terdengar di wilayah Purwosuman. Kendati demikian, Pardi tetap menggerakkan timnya agar tetap waspada terhadap permainan botoh yang bisa merugikannya.

“Saya tetap mengantisipasi botoh. Semua saya serahkan kepada tim saya. Tolong awas, waspada, terhadap apa pun untuk mengamankan pendukung agar tidak terpengaruh dengan botoh!” ujar dia.

Advertisement
Kata Kunci : Botoh Pilkades Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif