Soloraya
Senin, 3 Desember 2012 - 17:53 WIB

PILKADES SUKOHARJO: Seni Reog Ikut Semarakkan Pilkades Gentan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seni reog ikut memeriahkan pembukaan pemungutan suara Pilkades di Desa Gentan, Bulu, Sukoharjo, Senin (3/12/2012). (JIBI/SOLOPOS/Triyanto Hery Suryono)

Seni reog ikut memeriahkan pembukaan pemungutan suara Pilkades di Desa Gentan, Bulu, Sukoharjo, Senin (3/12/2012). (JIBI/SOLOPOS/Triyanto Hery Suryono)

Suasana Pilkades tak harus serius dan tegang. Sebaliknya di Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, suasana justru meriah karena adanya pertunjukan seni reog. Lengkingan musik pengiring reog menjadi pembuka proses pemungutan suara di Balai Desa Gentan, Senin pagi. Aksi para seniman reog pun mengiringi Kades Gentan, Dwi berangkat dari rumahnya bersama ratusan warganya menuju TPS.
Advertisement

Mendengar musik itu, warga yang sudah hadir di balai desa pun melongkok ke luar. Sebagian bergegas ke luar untuk menyaksikan atraksi dan melihat seni reog. Menurut Dwi, sekitar 300-an warga ikut membentuk rombongan. “Kami mengambil rute dari utara. Kedatangan kami bersama 300-a warga untuk menunjukkan kepada masyarakat Gentan bahwa
tak ada perbedaan di antara pendukung maupun calon. Semua calon adalah warga Gentan yang akan menjadi panutan dan ngemong warga,” jelasnya. Dia mengaku tak maju lagi dan tidak fanatik terhadap salah satu calon.

Salah seorang seniman, Bondan Sejiwan menyatakan, seni reog dan jatihan didatangkan untuk menghibur masyarakat. “Tadi sudah mengiringi Pak Dwi berjalan menuju balai desa tempat pemungutan suara. Pak Dwi bersama ratusan warga datang beramai-ramai. Kedatangannya bersama ratusan warga untuk menunjukkan bahwa tak ada perbedaan bagi warga Gentan dalam memilih pemimpin,” terangnya.

Bondan menjelaskan, awalnya para seniman asal Wonogiri ini akan menghibur warga sembari menunggu Dwi bersama ratusan warga Gentan menyalurkan hak pilih. Namun atraksi ini tak berlangsung lama karena petugas keamanan meminta mereka tidak berada di lokasi pemungutan suara lantaran mereka bukan warga Gentan. Akhirnya para seniman itu pun mengemasi perangkat musik dan atribut mereka dan kembali ke rumah kepala desa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif