Soloraya
Jumat, 1 Maret 2024 - 17:00 WIB

Pindah Kali Kedua, Pedagang Pasar Joglo Harus Babat Alas Lagi

Ahmad Kurnia Sidik  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang memasang kerangka pasar darurat Joglo di belakang SMPN 18, Jumat (1/3/2024). (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 72 pedagang Pasar Joglo harus pindah lagi ke pasar darurat di belakang gedung SMPN 18 Solo, Jl Manunggal 1, Banjarsari. Para pedagang tersebut sebelumnya menempati pasar darurat di depan TPU Bonoloyo, Jl Sumpah Pemuda, Banjarsari, karena Pasar Joglo terdampak pembangunan underpass Joglo.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Pemkot Solo bernomor 06/729/11/2024 tertanggal 21 Februari 2024 yang dikeluarkan oleh Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo menyebutkan, pedagang harus sudah meninggalkan lokasi pasar darurat di depan TPU Bonoloyo pada Kamis (29/2/2024).

Advertisement

Pantauan Solopos.com di pasar darurat yang baru di belakang SMPN 18 Solo, Jumat (1/3/2024), tampak beberapa pedagang sedang membangun lapak menggunakan besi hollow dan galvalum yang telah disediakan Pemkot Solo.

Pedagang yang mulanya memiliki kios di pasar darurat di depan TPU Bonoloyo mendapat jatah lapak seluas 2 meter x 2 meter di pasar darurat yang baru. Sementara pedagang yang mulanya memiliki los, mendapat jatah lapak seluas 1,5 meter x 1,5 meter.

Akibat relokasi pasar darurat, muncul beberapa keluhan dari pedagang. Salah satunya di laman Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS), Selasa (27/2/2024), atas nama Surati menuliskan keluhannya terkait pemindahan berulang kali para pedagang dan tidak adanya bantuan selain bahan (material untuk bangunan lapak) dari Pemkot Solo.

Advertisement

Saat berada di lokasi pasar darurat yang baru, Solopos.com mendapati seorang pedagang mengeluhkan hal yang sama. “Kita cuma dapat besi hollow dan galvalum, suruh bangun lapak sendiri. Kalau begitu bagaimana dengan pedagang yang sudah sepuh?” kata dia saat ditemui Solopos.com di lokasi pasar darurat yang baru, Jumat (1/3/2024). Dia juga menambahkan relokasi berulang kali akan merugikan pedagang karena pelanggan kesulitan menemukan tempat mereka berjualan.

Seorang pedagang lainnya, Kirman, 64, juga merasakan semakin berkurangnya pelanggan karena relokasi sebelumnya. Lelaki asal Banyuanyar ini bahkan harus mengganti komoditas yang dijualnya, dari yang mulanya janur menjadi sapu agar tetap mendapat penghasilan.

Ketua Paguyuban Pedagang Ngudi Rejeki Pasar Joglo, Agus Widiyanto, saat ditemui Solopos.comi di lokasi bekas pasar darurat di depan TPU Bonoloyo, Rabu (1/3/2024), menyampaikan relokasi yang kali kedua ini pedagang hanya mendapatkan bahan berupa besi hollow dan galvalum untuk bangunan lapak baru dan angkutan pemindahan barang dagangan. Dia berharap para pedagang yang direlokasi mendapat kompensasi yang layak dari Pemkot Solo.

Advertisement

“Setidaknya ada kompensasi untuk mengganti biaya pindahan dan menutup kerugian karena minggu pertama jualan pasti sedikit pelanggan di tempat baru,” kata dia.

Dia juga menambahkan para pedagang akan berusaha secepatnya untuk mulai berdagang di pasar darurat yang baru tersebut.

Sementara itu, Solopos.com meminta konfirmasi tentang pemilihan lokasi dan bantuan material bangunan pasar darurat kepada Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Heru Sunardi, melalui Whatsapp, Jumat siang. Namun hingga berita ini ditulis, Heru belum membalasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif