SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO–Pintu air yang berada di tiga dusun di Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban,  Sukoharjo saat hujan deras justru sering menjadi pemicu terjadi genangan di tiga dusun tersebut.

Ketiga pintu air dengan sistem klep itu berada di Dusun Ngemplak, Klatak dan Ngombol.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Desa Gadingan, Asih Suroso, menerangkan klep pintu air tersebut secara otomatis akan tertutup bila debit air dari Singai Bengawan Solo cukup tinggi. Pintu air otomatis itu akan tertutup dan secara otomatis air dari Sungai Bengawan Solo tidak bisa mengalir ke tiga dusun tersebut.

Namun imbasnya, imbuh Asih, air yang berasal dari saluran air di tiga dusun tersebut tidak bisa mengalir dan membuat genangan. Pasalnya ketiga pintu air tersebut berada di tanggul yang melindungi tiga dusun itu dari aliran Sungai Bengawan Solo.

“Kalau hujannya deras, genangannya bisa sampai ke halaman rumah warga sebab tidak bisa keluar dari tanggul,” ungkap Asih saat ditemui Solopos.com di kantor Desa Gadingan, Selasa (11/6/2013).

Selain terjadi genangan di rumah warga, kata dia, akses jalan yang berada di tiga dusun juga terisolasi. Bahkan dampak genangan air itu justru terjadi lebih lama daripada banjir di luar tanggul. “Kadang Sungai Bengawan sudah surut, tapi klep di pintu airnya belum buka,” paparnya.

Bantuan Pompa Air

Pihaknya sudah mengajukan bantuan tiga unit pompa air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo. Ketiga pompa air itu akan dipasangan di tiga pintu air. Namun hingga kini permintaan bantuan itu belum terealisasi.

Bila terjadi genangan, kata dia, maka pompa air itu sangat berguna untuk menyedot air yang tergenang di tiga dusun. Selain itu, tambah Asih, kalau ada pompa air, maka akan bisa mengurangi dampak banjir. Terlebih lagi bila debit genangannya tinggi, maka harus dikurangi volume airnya.

Saat hujan deras dan debit air Bengawan Solo sedang tinggi, pihaknya hanya memantau melalui petugas relawan dan memberitahukan kepada warga bahwa debit air sedang tinggi. Pemberitahuan itu dilakukan agar warga yang tinggal di bantaran sungai bersiap-siap bila terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti banjir.

“Warga sudah sadar bahwa banjir adalah siklus tahunan, sehingga mereka juga sudah paham mengenai hal itu. Biasanya mereka menyelamatkan diri ke tanggul. Tapi kami juga sudah siapkan gedung serbaguna bila diperlukan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya