Soloraya
Jumat, 18 Januari 2013 - 19:58 WIB

Pipa Diterjang Lahar Dingin, Pasokan Air 196 KK Warga Tersendat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Klakah memasang pipa air yang sebelumnya diterjang lahar dingin Merapi, Jumat (18/1/2013). (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)

Warga Klakah memasang pipa air yang sebelumnya diterjang lahar dingin Merapi, Jumat (18/1/2013). (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI — Intensitas hujan masih tinggi mengguyur Gunung Merapi dan sekitarnya memicu banjir lahar dingin berkelanjutan. Terkini, pipa penyalur air dari sumber mata air ke rumah-rumah warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, tersapu aliran bajir tersebut.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (18/1/2013), hal itu sebagaimana terjadi di pipa-pipa yang dipasang warga di sekitar Sabo Dam Kali Apu yang terletak di Desa Klakah. Saat itu, warga secara bergotong-royong membenahi pipa penyalur air tersebut.

“Pipa yang terhubung ke mata air terus tersapu banjir akibatnya kami sering memindah-mindah pipa sampai ke lokasi yang dinilai aman,” kata salah satu peserta gotong royong itu, Jumali, 45, kepada Solopos.com.

Salah seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Boyolali yang tergabung dalam kegiatan itu, Jumarno, 37, menjelaskan pembenahan pipa seperti itu hampir dilakukan warga setiap pekan. “Banjir lahar dingin rata-rata terjadi tiga kali dalam sepekan, durasi rata-rata dua jam,” terangnya.

Advertisement

Dia menyebut pipa yang tersambung ke mata air yang tersapu banjir tersebut digunakan oleh warga Klakah RT 001-004/RW 001. Sekitar 196 kepala keluarga dikatakannya menggunakan air yang tersalur lewat pipa itu.

Jumarno menengarahi banjir di Kali Apu terjadi jika hujan mengguyur dengan intensitas tinggi berdurasi 40 menit. Hujan seperti itu disebutnya biasa disusul dengan elevasi setinggi 2,5 m di sungai dengan lebar sekitar 40 m tersebut.

“Jika hujan rata-rata sedang dengan durasi 1,5 jam ya bisa menyamai elevasi itu,” tukasnya.

Advertisement

Mengenai riskannya pipa-pipa warga tersapu banjir lahar dingin itu, Jumarno berharap pemerintah mendorong warga membangun instalasi pengambilan air dari beberapa sumber itu. “Harapan kami pemerintah jika bisa membuatkan pengaman untuk pipa yang tersambung dengan sumber,” katanya.

Meskipun demikian, Jumarno mengakui banjir lahar dingin di Kali Apu tak mengancam warga secara langsung. Warga Magelang lah yang riskan terkena dampak banjir tersebut, khsusnya warga di sekitar Kali Pabelan. Kali tersebut terisi air dari aliran tiga sungai, yakni Kali Apu, Kali Tringsing dan Kali Senowo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif