SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Pisang di Juwangi, Boyolali, Minggu (27/2/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pasar Pisang Juwangi yang berlokasi di Dusun Kalongan, Juwangi, Boyolali, menjual pisang hasil panen petani di wilayah setempat. Pembeli yang datang ke pasar yang buka setiap pasaran Wage dan Legi itu berasal dari berbagai daerah.

“Pasar pisang terbesar di Jawa Tengah ya di Juwangi ini. Dari Banjarnegara dan Semarang juga ambil sini. Selain itu, dari Klaten dan Jogja juga ngambil. Nanti dipasarkan sampai Bali juga,” ungkap Koordinator Pasar Pisang Juwangi, Slamet, saat berbincang-bincang dengan Solopos.com di pasar tersebut, Minggu (27/2/2022).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Berdasarkan pantauan Solopos.com, pada hari itu ratusan orang tumpah ruah di Pasar Pisang Juwangi yang berjarak sekitar 100 meter dari Pasar Juwangi. Beberapa orang tampak menurunkan pisangpisang dari truk untuk ditata di tanah, sementara sebagian lainnya menaikkan pisang ke kendaraan roda empat.

Baca juga: Pasar Pisang Juwangi Boyolali, Terbesar Se-Jawa Tengah 

Pada bagian lain, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto, saat dihubungi Solopos.com, Senin (28/2/2022), mengatakan daerah Boyolali bagian utara memang menghasilkan produksi pisang yang lumayan banyak. “Hal tersebut karena pisang sebagai penopang kebutuhan jangka pendek sambil menanti panenan tanaman jangka panjang,” ungkapnya

Bambang menjelaskan para petani pisang di Juwangi menanam pisang di kebun maupun lahan-lahan yang bermitra dengan Perhutani. Hal tersebut, urai Bambang, karena masyarakat Juwangi tinggal di sekitar lahan Perhutani.

“Kalau kualitas pisang itu relatif. Namun, produk pisangnya lebih alami karena tidak ada penyemprotan pestisida. Saat panen juga segar langsung dibawa ke pasar,” ungkapnya.

Baca juga: Unik, Juwangi Boyolali Punya Wisata Lodji Papak hingga Stasiun Telawa

Lebih lanjut, Bambang mengatakan para petani pisang di Juwangi memang masih minim menggunakan pupuk kimia. Hal tersebut karena penggunaan pupuk kimia membutuhkan biaya.

“Tapi di sekitar hutan ada mulsa juga. Itu dapat dijadikan pupuk. Untuk kondisi tanah di Juwangi biasa saja, malah relatif kurang subur. Tapi pohon pisang memang tidak terlalu pilih-pilih tanah. Namun semangat para petani di sekitar Perhutani sangat hebat. Mereka hafal dan maklum dengan kondisi alam,” ungkapnya.

Edukasi Pascapanen kepada Warga

Bambang menerangkan pisang yang dijual di Pasar Pisang Juwangi berkisar 10 hingga 15 truk setiap pasaran Wage dan Legi. “Untuk harganya antara Rp50.000 hingga Rp100.000 per tandan ya. Jenis pisang yang mendominasi ada pisang kepok pipit, yang lain ada pisang lilin, ambon, rajanangka, dan kawisto,” ungkapnya.

Baca juga: Juwangi Boyolali Punya Wisata Keren Tapi Sayang Ada Kendala Ini

Untuk meningkatkankan nilai jual pisang, Bambang mengaku Dispertan Boyolali telah memberikan edukasi pascapanen kepada warga Juwangi.

“Ya agar jualannya tidak dalam bentuk tandan segar saja. Jadi upayanya agar para ibu-ibu rumah tangga dapat mengolah pisang menjadi aneka snack untuk meningkatkan nilai ekonomi,” kata dia.

Salah seorang pedagang di Pasar Pisang Juwangi, Sulastri, mengakui menjual hasil pisang perkebunan warga Juwangi. “Ini saya jual pisang kepok, kawisto, raja, rajanangka, campur pokoknya. Ini pisang beli, jadi saya itu tengkulak. Beli dari warga sini [Kecamatan Juwangi], kemudian dijual di Pasar Juwangi, nanti ada pembeli dari luar kota,” kata dia, Minggu lalu.

Baca juga: Terbesar di Jateng, Begini Suasana Pasar Pisang Juwangi Boyolali

Sulastri mengaku harga pisang cukup fluktuatif tergantung musim. Ia mengatakan harga pisang lebih tinggi saat musim kemarau dibandingkan ketika musim hujan.

“Musim kemarau dan hujan pengaruh, kalau musim hujan kan banyak pisang. Kalau musim kemarau yang berbuah hanya sedikit. Harganya tinggi pas musim kemarau,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya