SOLOPOS.COM - Seorang peserta kursus menjahit di PKBM Bumi Lestari Matesih, Karanganyar, belajar menjahit baju dari pengajar kelas jahit, Siti Maisaroh, pada Rabu (24/7/2013). ( Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

 Seorang peserta kursus menjahit di PKBM Bumi Lestari Matesih, Karanganyar, belajar menjahit baju dari pengajar kelas jahit, Siti Maisaroh, pada Rabu (24/7/2013). ( Tri Indriawati/JIBI/Solopos)


Seorang peserta kursus menjahit di PKBM Bumi Lestari Matesih, Karanganyar, belajar menjahit baju dari pengajar kelas jahit, Siti Maisaroh, pada Rabu (24/7/2013). (
Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Jumlah peserta dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Karanganyar, berangsur-angsur menurun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tempat belajar bernama PKBM Bumi Lestari itu hanya diikuti lebih kurang delapan peserta kursus menjahit dan 35 siswa Paket C. Sebulan sebelumnya, PKBM Bumi Lestari telah meluluskan 16 peserta kursus las.

Saat Solopos.com menyambangi lokasi belajar PKBM, pada Rabu (24/7/2013), gedung bekas SD Negeri 1 Karangbangun itu tampak lengang. Hanya terdapat tiga orang perempuan di dalam ruang kelas yang disulap menjadi ruang belajar menjahit. Dua orang di antaranya merupakan peserta didik kursus menjahit, sedangkan satu orang yang lain adalah pengajar mereka.

“Selama Ramadan memang lebih sepi, soalnya pesertanya kan lebih banyak ibu rumah tangga, mereka sibuk menyiapkan kebutuhan puasa,” ungkap pengajar kelas menjahit, Siti Maisaroh, 50, kepada Solopos.com.

Selain itu, imbuh Siti, sebagian peserta kursus menjahit juga sibuk bekerja di tempat usaha kue rumahan yang kebanjiran order menjelang Lebaran. Lantaran keikutsertaan kursus tidak mengikat, Siti mengaku tidak bisa memaksa para peserta rutin menghadiri kelas belajar.

Pada awal beridiri pada 2004 lalu, lanjut dia, peserta kursus menjahit gratis itu lumayan banyak. Awalnya, lebih kurang 30 peserta aktif mengikuti kelas menjahit yang digelar selama sekitar tiga bulan itu. “Sekarang memang berkurang, hla kan sebagian  besar sudah bisa menjahit jadi ya sudah sedikit yang ikut kursus,” ucap Siti.

Buka Usaha

Menurutnya, nasib serupa juga dialami kelas Paket C dan Paket B. Jumlah siswa Paket C menurun lantaran sebagian besar masyarakat sudah menamatkan pendidikan SMA sederajat. Sementara itu, kelas Paket B bahkan telah ditiadakan karena tak ada satu pun siswa yang mendaftar.

Sri menuturkan sebagian lulusan kursus menjahit telah membuka usaha jahit di rumah masing-masing. Sementara, sebagian lainnya memilih bekerja di perusahaan garmen maupun konfeksi. Namun, ada pula lulusan kursus menjahit yang tidak mempraktekkan ilmunya untuk bekerja.

Siti menyatakan PKBM Bumi Lestari merupakan satu-satunya tempat kursus menjahit gratis di Kecamatan Matesih, bahkan Karanganyar. Oleh karena itu, banyak masyarakat dari desa ataupun kecamatan lain yang berminat belajar menjahit di tempat itu

Seorang peserta kelas menjahit asal Dusun Krobogan, Desa Matesih, Titi Nur Aini, 23, mengatakan berminat mengikuti kursus untuk mencari keahlian. Sebelumnya, perempuan tamatan SMA itu telah bekerja sebagai sales promotion girl (SPG). “Saya pilih keluar kerja dan belajar menjahit. Nanti kalau sudah bisa mau membuka usaha sendiri,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya