SOLOPOS.COM - Beberapa PKL onderdil mobil bekas di Jl Tentara Pelajar Solo sedang menunggu pembeli, Jumat (13/7/2012). Rencananya pada akhir bulan ini mereka akan direlokasi ke Selter Pedaringan. (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

Beberapa PKL onderdil mobil bekas di Jl Tentara Pelajar Solo sedang menunggu pembeli, Jumat (13/7/2012). Rencananya pada akhir bulan ini mereka akan direlokasi ke Selter Pedaringan. (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

SOLO-Pedagang kaki lima (PKL) onderdil mobil bekas di Jl Tentara Pelajar Solo kebingungungan menyusul tidak cukupnya lahan relokasi yang disediakan di Selter Pedaringan. Upaya pedagang membuat lapak tambahan di sekitar selter pun tidak bisa dilakukan lantaran penolakan dari otoritas Perusda Pusat Pergudangan Kota (PPK) di Pedaringan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua Paguyuban PKL Besi Tua Onderdil Mobil Jl Tentara Pelajar, Maryono, saat ditemui Solopos.com, Jumat (13/7/2012), mengungkapkan sepekan terakhir pedagang berinisiatif membuat lapak tambahan. Biaya pembangunan lapak menggunakan iuran dari 23 pedagang. Proses pembangunan lapak sudah berhasil menyelesaikan pemasangan batu bata sebagai fondasi.

Tapi langkah tersebut akhirnya harus dihentikan per Rabu (11/7) siang lantaran otoritas PPK Pedaringan tidak membolehkan. Menurut Maryono alasan pelarangan membuat lapak atau tempat tambahan berjualan karena belum adanya koordinasi Dinas Pengelola Pasar (DPP) dengan otoritas PPK Pedaringan.

“Sebenarnya inti masalahnya sederhana, belum ada koordinasi atau kulanuwun sebelumnya. Seharusnya pihak DPP melakukan hal ini sejak awal,” sesalnya.

Maryono mengklaim rencana pembuatan lapak tambahan sudah mendapat izin dari Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) dan Kepala DPP, Subagiyo. Tapi setelah dilakukan pertemuan antara direksi Perusda PPK Pedaringan dengan Subagiyo dan Kepala Satpol PP, Tri Puguh Priyadi, disepakati pembangunan lapak dihentikan.

Saat ini, Maryono melanjutkan, PKL onderdil bekas masih menunggu kepastian teknis relokasi. Sebab jumlah selter yang disediakan sebanyak sembilan unit dipastikan tidak cukup menampung 23 pedagang. Menilik persoalan yang dihadapi, dia pesimistis relokasi bisa dilakukan akhir bulan ini seperti yang disampaikan Kepala Satpol PP Solo. “Kalau soal relokasi seluruh pedagang sepakat. Bahkan awalnya pedagang yang meminta direlokasi ke Pedaringan,” imbuhnya.

Pedagang lain, Nardi, berharap segera ada kejelasan teknis relokasi. Menurut dia awalnya pedagang berencana membuat lapak/kios baru sebagai tambahan Selter Pedaringan. Langkah itu diambil lantaran jumlah selter yang tersedia tidak mencukupi. Dia juga keberatan bila satu unit selter digunakan oleh lebih dari dua pedagang seperti disampaikan Kepala Satpol PP.

Saat Solopos.com dua kali mendatangi kantor Perusda PPK Pedaringan Jumat pagi dan siang, Direktur Administrasi dan Keuangan Perusda PPK Pedaringan, Guntur Sasongko, serta Dirut Perusda PPK Pedaringan, Hartoko Adi Oetomo, tidak ada di tempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya