Solopos.com, WONOGIRI – Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Stadion Pringgodani Wonogiri sudah berjualan di tengah pandemi Covid-19 ini. Sudah ada peningkatan pembeli, namun penghasilan belum maksimal.
Peningkatan pembeli terjadi setelah Lebaran, terlebih setelah ada wacana penerapan new normal atau penormalan baru. Sebelumnya, saat pendemi Covid-19 pembeli di kawasan Stadion Pringgodani sepi.
Bahkan banyak PKL yang tidak berjualan di area tersebut. Kawasan Stadion Pringgodani merupakan salah satu kawasan yang dipadati PKL pada siang hari.
BP Tapera Tegaskan Dana Tabungan Perumahan Tak Bebani Rakyat
BP Tapera Tegaskan Dana Tabungan Perumahan Tak Bebani Rakyat
“Memang belum normal seperti bisanya, tetapi kondisinya lebih baik daripada sebelum Lebaran. Hasilnya cukup untuk sekadar bertahan hidup,” kata Ketua Paguyuban PKL Stadion Pringgodani, sekaligus penjual es buah, Muhammad Nur Salim, saat ditemui Solopos.com, Senin (8/6/2020).
Sebelum pandemi Covid-19, dalam satu hari penghasilan kotor Salim bisa mencapai Rp2 juta. Saat ini penghasilan kotornya hanya sekitar Rp500.000 hingga Rp600.000 per hari.
Hati-Hati! Begal Payudara Beraksi di Jalanan Sukodono-Gesi Sragen
Hingga saat ini, menurut dia, para PKL sudah menerima bantuan sosial dari pemerintah. Tetapi bantuan itu berdasarkan data dari pemerintah desa tampat mereka tinggal. “Sebenarnya sejak ada pandemi, kawasan sini tidak ditutup, hanya saja pedagang banyak yang tidak berjualan karena sepi pembeli,” kata Salim.
Nasib berbeda dialami oleh para PKL di kawasan Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. Sejak pandemi, kawasan PKL di alun-alun ditutup. Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Wonogiri, Supriono, mengatakan hingga saat ini PKL belum bisa berjualan kembali.
Ia mengaku telah menghadap Bupati untuk menanyakan perihal pembukaan PKL di alun-alun. Tetapi belum bisa dipastikan kapan PKL bisa berjualan kembali. Saat ini 70% PKL tidak berjualan, sisanya berusaha tetap berjualan di tempat lain.
Sementara itu padagang yang berasal dari perdesaan seperti Kecamatan Bukuketo, Giritontro dan daerah lainnya memilih pulang. Dimungkinkan mereka bertani untuk mendapatkan penghasilan. Sedangkan PKL yang mendapatkan bantuan sosial baru sekitar 40 persen.
“Kami sudah bilang ke Bupati. Yang belum mendapatkan bantuan segera mendaftar ke kelurahan atau desa, akan didata mendapatan bantuan sembako dari Pemkab,” kata dia.
Anak Dilarang ke Tempat Wisata, TSTJ Solo Belum Berencana Buka
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan Wonogiri, Wahyu Widayati, mengatakan kegiatan perdagangan di kawasan alun-alun belum bisa dilakukan. Karena Wonogiri belum bisa menerapkan new normal.
“Jikapun nanti Wonogiri sudah menerapkan new normal, pembukaan kegiatan perdagangan di alun-alun masih harus dievaluasi gugus tugas,” kata dia saat dihubungi Solopos.com.