SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI–Puluhan pedagang kaki lima (PKL) Pasar Kota Wonogiri membentangkan spanduk berisi kritik kepada Bupati yang dinilai mengabaikan kepentingan mereka, Selasa (11/6/2013).

Di spanduk itu tertulis kalimat Bapak Bupati, kami bukan warga kelas dua. Tolong kami diuwongke. Jangan didiskriminasi. Kami butuh biaya hidup, memang kami bukan kelompok orang kuat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

PKL yang tergabung dalam Kelompok Pedagang Kaki Lima Pedagang Pasar Kota Wonogiri (Kompak Lima) tersebut menuntut Bupati memperhatikan kepentingan mereka. Protes PKL itu berawal dari belum ditanggapinya surat Kompak Lima kepada Bupati, akhir Januari 2013.

“Surat itu sampai sekarang belum dibalas. Ada tiga poin yang kami sampaikan di surat tersebut, mulai dari kasus ATM di dalam kompleks pasar, penyerobotan kios pedagang sampai solusi tempat untuk PKL,” beber Pembina Kompak Lima, Bambang Budiarto, saat ditemui wartawan, di kompleks Pasar Kota Wonogiri, Selasa.

Dia menambahkan anggota Kompak Lima yang jumlahnya mencapai 100 orang kian geram karena hingga memasuki pertengahan 2013 persoalan di pasar tidak kunjung selesai. Bahkan, Bupati menambah masalah baru berupa pembangunan dak lantai II pasar, yang tidak melibatkan Kompak Lima sebagai bagian Pasar Kota Wonogiri.

Menurut Bambang, Bupati harus serius menyelesaikan persoalan tersebut jangan sampai berlarut-larut. Spanduk yang akan dipasang di lantai III pasar untuk waktu yang lama tersebut diharapkan menjadi peringatan kepada Bupati dan jajarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya