SOLOPOS.COM - Warga memadati Jl. R.M. Said yang mendadak menjadi kawasan jualan pedagang kaki lima (PKL), Manahan, Solo, Minggu (14/9/2014). Sejumlah PKL Sunday Market mengaku terpaksa menggelar dagangan ditempat tersebut karena tidak diperbolehkan berjualan di kawasan Stadion Manahan. Tidak diadakannya Sunday Market selama bulan September tersebut terkait perhelatan The 38th CISM World Military Parachutting Championship 2014. (Ardhiansyah IK/JIBI/Solopos)

PKL Solo, sebanyak 45 persen dari 1.539 pedagang Sunday Market berasal dari luar Kota Solo.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) mencatat 45% dari total 1.539 pedagang Sunday Market Manahan bukan warga Kota Solo. Mereka mengais rezeki dengan menggelar dagangan setiap hari Minggu di Manahan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu disampaikan Kepala DPP Kota Solo Subagiyo. Subagiyo mengatakan DPP telah merampungkan pendataan PKL Sunday Market. “Hasil pendataan 45% pedagang dari luar Kota Solo. Data sudah kami serahkan ke Pak Wali Kota,” kata ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Jumat (27/5/2016).

Penataan dan relokasi pedang kaki lima (PKL) Sunday Market Manahan akan diputuskan Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo. Wali Kota akan memutuskan kebijakan tersebut setelah Lebaran. Hal ini sekaligus menyikapi aksi Paguyuban PKL Sunday Market menata area jualan pedagang di Stadion Manahan. Subagiyo mempersilahkan bila paguyuban menata lokasi jualan bagi seribuan pedagang.
Paguyuban membatasi area jualan dalam tiga zona, yakni di blok A/B Stadion Manahan selama ini digunakan untuk road race, trotoar luar Velodrom, dan seputaran Patung Manahan.  Di luar itu ditetapkan sebagai kawasan steril aktivitas pedagang, karena digunakan untuk area olahraga.

“Silakan saja menata dan membatasi area jualan. Tapi keputusan penataan maupun relokasi tetap ditangan Pak Wali Kota,” kata Subagiyo.

Subagiyo masih menunggu instruksi Wali Kota terkait konsep penataan PKL Sunday Market. Wali Kota berencana mengumpulkan perwakilan pedagang untuk menerima sosialisasi ihwal penataan tersebut. Sampai saat ini DPP belum bertindak apapun, sebab keputusan kebijakan dijanjikan Wali Kota seusai Lebaran. “Nanti Wali Kota yang memberikan kebijakan dan menjadi peganagn kita untuk bertindak kedepannya,” katanya.

Disinggung mengenai pemetaan lokasi relokasi untuk menampung para PKL Sunday Market, Subagiyo menunggu keputusan Wali Kota. Setidaknya ada lima lokasi yang dinilai DPP mampu menampung PKL Sunday Market. Kelima lokasi itu di antaranya kawasan Car Free Day (CFD) Jl. Ir. Juanda, Bumi Perkemahan Jurug, lapangan Mojosongo, Pedaringan, dan lapangan Pura Mangkunegaran.

Menurut mantan Kepala Satpol PP ini, pemindahan pedagang dari kawasan Manahan ke lokasi lain perlu kehati-hatian. Selain mempertimbangkan jumlah PKL yang cukup banyak, juga melihat aspek sosial dan budaya, aspek ekonomi, dan kelancaran lalu lintas di lokasi baru.

“Kami juga melihat luas lahan yang akan ditempati. Kebijakan penetapan lokasi nanti tetap ditangan Wali Kota,” katanya.

Subagiyo hingga kini masih akan mengkaji lokasi untuk pemindahan PKL Sunday market dari kawasan Stadion Manahan. Pihaknya mengatakan relokasi harus memperhitungkan banyak aspek karena menyangkut hajat hidup ribuan pedagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya