SOLOPOS.COM - Ilustrasi penggusuran PKL oleh Satpol PP. (JIBI/Solopos/Antara)

PKL Solo, sterilisasi trotoar di Jl. Gajah Mada belum optimal.

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 15 pedagang di sepanjang Jl. Gajah Mada masih nekat memanfaatkan jalur pedestrian untuk berjualan pada jam steril trotoar pukul 05.00 WIB-17.00 WIB. Pedagang diberikan toleransi hingga Rabu (3/8/2016) untuk membersihkan ruang pejalan kaki itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantuan Solopos.com, sejumlah PKL masih membuka lapak di trotoar Jl. Gajah Mada saat petugas gabungan dari Satpol PP dan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Solo menggelar operasi penertiban, Selasa (2/8/2016). Selain PKL, sejumlah pedagang warung juga menaruh gerobak, meja dan kursi, serta barang dagangan di jalur pedestrian.

Kepala Bidang Pengelolaan PKL Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Heri Mulyadi, menjelaskan pihaknya telah memanggil pedagang Jl. Gajah Mada ke Balai Kota untuk diberi pengarahan agar tidak lagi menggelar dagangan di trotoar setempat mulai pukul 05.00 WIB-17.00 WIB.

“Kami sudah panggil sekitar 30 pedagang yang sudah diberikan pengarahan. Saya pantau masih ada 15 yang nekat menggelar dagangan. Tidak hanya PKL. Pemilik warung juga ada yang menaruh gerobak sampai meja dan kursi untuk lesehan. Alasannya, banyak yang jajan. Mulai besok [Rabu], semuanya harus masuk,” katanya saat ditemui di sela penertiban.

Heri mengatakan dalam operasi gabungan penertiban tersebut pihaknya masih memberikan kelonggaran satu hari kepada pedagang untuk membereskan lapaknya. “Tidak semuanya kami angkat. Yang bersedia merapikan sendiri masih kami berikan toleransi. Yang jelas, untuk PKL tidak boleh meninggalkan gerobak di trotoar. Tenda juga harus dibongkar pasang,” ujarnya.

Menurut Heri, penataan pedagang di kawasan strategis Solo bertujuan untuk memperkuat posisi Kota Bengawan sebagai salah satu destinasi meeting, incentive, conference, exhibition (MICE) di Indonesia. Ke depan pihaknya secara bertahap mengembalikan fungsi jalur pedestrian.

Salah seorang pedagang wedangan siang hari di Jl. Gajah Mada, Anung Suryasmadi, 33, mengeluhkan lapaknya yang ikut dibongkar petugas  gabungan. “Saya tahunya boleh berjualan bongkar pasang. Ada oknum Satpol PP bilang, kalau buat eyup-eyup enggak papa asalkan trotoar bisa dipakai untuk jalan. Tapi tiba-tiba tadi ditertibkan dan dibongkar,” sesalnya.

Warga Punggawan yang sudah delapan tahun mengais rezeki di Jl. Gaja Mada ini mengaku sudah diberi tahu petugas terkait adanya sterilisasi trotoar Jl. Gajah Mada. “Kami tahunya lewat surat saja. Trotoar tidak boleh dipakai jualan dari pukul 05.00 WIB-17.00 WIB. Kalau enggak ya sudah. Tapi enggak langsung harus bersih gitu. Jangan begini caranya,” katanya.

Pedagang susu segar yang berjualan di Jl. Gajah Mada, Misri, 63, juga telah mengetahui sterilisasi pedagang di kawasan tersebut. “Biasanya ya saya kukuti. Tapi karena tokonya di sini tutup, tenda enggak saya bongkar,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya