Soloraya
Selasa, 31 Mei 2016 - 00:00 WIB

PKL SOLO : Penyedia Jasa Permainan Sunday Market Ditarik Retribusi Rp25.000

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PKL masih bertahan dengan menggelar lapak di jalan yang melingkari lapangan sepak bola di kompleks Stasion Manahan sisi utara, Minggu (29/5/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, Penarikan di luar retribusi resmi terjadi di Sunday Market Manahan.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah penyedia wahana permainan di Sunday Market Manahan ditarik pungutan di luar retribusi oleh paguyuban pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market. Para pedagang mengaku ditarik senilai Rp35.000/Minggu.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, para penyedia wahana permainan di Sunday Market tersebut ditarik uang dua kali, yakni untuk membayar retribusi penggunaan lahan seperti PKL Sunday Market pada umumnya dan pungutan khusus bagi penyedia wahana permainan. Jadi, penyedia wahana permainan di Sunday Market Manahan yang rata-rata ditarik retribusi penggunaan lahan sebesar Rp10.000 per Minggu harus mengeluarkan uang tambahan senilai Rp25.000 per Minggu.

“Kami membayar dua kali kepada paguyuban. Tarikan pertama, kami harus membayar retribusi Rp10.000 per Minggu sesuai pemakaian lahan. Tarikan kedua, kami membayar pungutan Rp25.000 per Minggu. Jadi dalam sehari kami membayar retribusi Rp35.000,” kata salah satu penyedia wahana permainan di Sunday Market Manahan, Solo, berinisial A, kepada Solopos.com, Senin (30/5/2016).

A menceritakan penyedia permainan atau hiburan di Sunday Market setelah membayar pungutan Rp25.000 langsung mendapatkan kuitansi atau bukti pembayaran dari Paguyuban PKL Sunday Market. Pantauan Solopos.com, kuitansi tersebut menjelaskan maksud pembayaran yakni untuk iuran permainan/hiburan anak. Kuitansi itu juga tertera tanda tangan pengurus beserta stempel Paguyuban Lapak Minggu Pagi.

Advertisement

“Kami selama ini membayar seperti itu [dua kali]. Sudah menjadi ketentuan dari paguyuban. Selain membayar retribusi seperti PKL Sunday Market pada umumnya, kami juga membayar uang khusus kepada Paguyuban. Jadi kami dianggap berbeda dengan PKL Sunday Market yang sebenarnya sama-sama menggelar lapak di kompleks Stadion Manahan,” jelas A yang enggan disebut identitasnya.

Saat dimintai konfirmasi soal tarikan kepada penyedia wahana permainan di Sunday Market, Ketua Pagyuban PKL Sunday Market, Joni Jondari, tidak bisa mengangkat telepon. Dia lantas membalas melalui pesan singkat (SMS) bahwa dirinya tidak bisa mengangkat telepom karena sedang berada di Klaten, Senin sore. Setelah ditunggu beberapa saat, dirinya tetap enggan menerima telepon karena mengaku sedang menyetir.

Sekretaris Disdikpora Solo, Aryo Widyandoko, emoh berkomentar soal retribusi PKL Sunday Market. Saat ditanya soal peran Disdikpora dalam pengawasan kegiatan Sunday Market, dia juga tetap tidak mau berkomentar. Dimintai tanggapan soal catatan anggota Dewan yang menilai retribusi PKL Sunday Market seharisnya ditarik UPTD Sarana dan Prasarana Olahraha Disdikpora, bukan Paguyuban PKL, dia tetap no comment.

Advertisement

Aryo memilih tidak mau berkomentar karena menunggu keputusan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. “Itu kan Wali Kota mau memindah PKL. Pada intinya kami siap menjalankan apa yang diperintahkan Wali Kota. Sudah, pokoknya no comment kalau Sunday Market,” bentak Aryo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif