SOLOPOS.COM - Aktivitas pedagang kaki lima (PKL) berjualan saat Sunday Market di kompleks Stadion Manahan, Solo, Minggu (5/6/2016). PKL tetap berjualan meskipun sebagian menerima pesan singkat Sunday Market libur. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

PKL Solo yang biasa berjualan di Manahan masih bertahan.

Solopos.com, SOLO – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) memilih untuk tidak menempati Alun-alun Kidul (Alkid) meski Keraton Solo telah memberikan izin serta Pemerintah Kota (Pemkot) tidak menyediakan lokasi baru untuk berjualan selama Sunday Market diliburkan lima pekan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Seorang PKL Sunday Market, Darmadi Satrowiyono, 48, enggan berjualan di Alkid maupun tempat lain karena khawatir membuat para pelanggan atau masyarakat umum jadi berpikiran bahwa Sunday Market telah pindah dari kompleks Stadion Manahan. Padahal, menurut dia, Sunday Market masih tetap berada di kompleks Stadion Manahan, hanya diliburkan selama sebulan penuh.

“Meski telah diperbolehkan pihak Keraton, saya tidak mau berjualan di Alkid. Saya takut membuat pelanggan binggung karena pindah hanya sementara. Selain itu, saya khawatir membuat masyarakat jadi beranggapan bahwa Sunday Market telah pindah. Padahal PKL sendiri sangat berkeinginan untuk tetap bisa berjualan di Manahan,” kata Darmadi kepada Espos, Rabu (20/7/2016).

Darmadi yang berjualan pakaian di Sunday Market tersebut bersikukuh tidak mau berjualan di tempat selain di kompleks Stadion Manahan setiap Minggu pagi hingga siang. Dia bahkan sampai rela untuk tidak berjualan selama lima pekan demi ingin menunjukkan kepada masyarakat maupun Pemkot bahwa PKL hanya ingin berjualan di kompleks Stadion Manahan.

“Saya sama istri tidak jualan dulu selama Sunday Market libur. Saya biarkan istri tinggal di rumah sama anak. Sedangkan saya tentu harus tetap cari pemasukan. Saya bisa bekerja menjadi sopir truk. Syukur belakangan saya dapat tawaran untuk nyopir truk ke luar kota. Kami tentu berharap Sunday Market bisa segera kembali digelar. Banyak orang yang mengandalkan hidup dari Sunday Market,” terang Darmadi.

Darmadi menyatakan para PKL sangat resah dengan kebijakan Pemkot yang meliburkan Sunday Market hingga lima pekan karena ada persiapan acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-21 di kompleks Stadion Manahan. PKL takut setelah meliburkan Sunday Market cukup lama, Pemkot akan memindah Sunday Market dari kompleks Stadion Manahan. Kecemasan semakin bertambah, lanjut dia, karena Pemkot begitu serius mengusir PKL yang ingin berjualan di sekitar kompleks Stadion Manahan.

“Libur Sunday Market terlalu lama. Siapa yang tidak khawatir? Belakangan juga santer muncul kabar kalau Pak Wali Kota ingin merelokasi Sunday Market. Mudah-mudahan tidak terjadi. Kalau terjadi sekalipun, semoga Pemkot memindah PKL Sunday Market secara bersama-sama di satu tempat. Jangan terpisah-terpisah,” ujar Darmadi.

Koordinator PKL Sunday Market, Yuli de Santos, mengatakan banyak PKL yang tidak berjualan selama Sunday Market diliburkan lima pekan. Menurut dia, banyak PKL yang rela tidak berjualan hingga menunggu Pemkot membuka lagi gerbang kompleks Stadion Manahan untuk mereka pada hari Minggu. Yuli menegaskan, para PKL ingin kembali berjualan.

“Saya yakin banyak PKL yang enggan berjualan di tempat lain selama Sunday Market libur. Mereka hanya ingin kembali berjualan di kompleks Stadion Manahan. PKL Sunday Market sudah merasa nyaman dan pas berjualan di Manahan. Lagi pula Sunday Market di Manahan bukannya sudah menjadi ikon kota Solo?” kata Yuli.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya