SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati Sunday Market Manahan, Minggu (28/8/2016) pagi. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo di Manahan atau Sunday Market yang tak mendapat tempat strategis berencana meninggalkan lapak mereka.

Solopos.com, SOLO – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market yang memperoleh lapak di lokasi kurang strategis berencana meninggalkan kompleks Stadion Manahan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal tersebut disampaikan salah satu PKL Sunday Market lama, Suranto, 50, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (28/8/2016). Menurut dia, banyak PKL Sunday Market mengeluh karena mendapatkan lapak di lokasi yang kurang strategis. Kondisi tersebut, lanjut Suranto, membuat dagangan para PKL tidak laku.

“Beberapa teman yang dapat tempat kurang strategis menyampaikan rencana untuk meninggalkan Manahan. Barang dagangan mereka tidak laku terjual saat dijajakan di tempat yang kurang strategis. Pengunjung yang lewat di depan lapak sedikit sekali. Pedagang ingin cari tempat lain,” kata Suranto.

[Baca juga : Pemkot Batasi Lapak 1.600 Lapak bagi Pedagang Sunday Market]

Suranto menyebutkan lapak yang dinilai kurang strategis berada di beberapa lokasi, seperti di bawah velodrome, tengah taman, dan pinggiran kompleks Stadion Manahan. Dia menceritakan dirinya juga dapat lapak di lokasi yang kurang startegis, yakni di tengah taman. Suranto menyebut sedikit sekali pengunjung yang lewat di taman.

“Saya dapat lapak di tengah taman. Jelas tidak strategis karena jarang sekali dilalui pengunjung. Saya lalu mencari lapak lain yang masih kosong karena belum digunakan pemiliknya. Saya ketemu dengan pedagang lain yang menjadi panitia dalam pembagian lapak. Saya bersyukur dapat pinjaman lapak sementara untuk jualan sandal. Sedangkan pedagang lain, ada yang menyampaikan keinginan keluar,” jelas Suranto.

Suranto mengaku juga mendengar syara dari rekan-rekan PKL lain yang ingin Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sekalian menyeterilkan kawasan Manahan dari kegiatan Sunday Market. Menurut dia, PKL yang sampai mengutarakan seruan seperti itu adalah mereka yang tidak mendapatkan lapak setelah pembagian. Suranto menyebut banyak PKL yang komplain dengan mekanisme pembagian lapak.

[Baca Juga : Pedagang Sunday Markey Minta Pembagian Lapak Diulang]

Suranto meminta Pemkot membagi ulang lapak di kompleks Stadion Manahan. Dia berharap Pemkot memprioritaskan para PKL yang telah lama berjualan di Sunday Market untuk bisa mendapatkan jatah lapak saat penataan kali ini. Suranto menyarankan Pemkot membagi lapak dengan melihat kartu tanda anggota (KTA) yang pernah dibuat Paguyuban PKL Sunday Market.

“Pemkot bisa melihat data yang dimiliki Paguyuban. Pasti ada nama pedagang lama yang mengantongi KTA. Sejak dulu juga disampaikan, hanya pedagang yang punya KTA yang boleh berjualan di Manahan. Kenapa sekarang tidak? Malah pemerintah hanya melihat data hasil pendataan yang dilakukan selama sehari,” ujar Suranto.

PKL Sunday Market lainnya, Insrianti, 55, mengeluhkan mekanisme pembagian jatah lapak berjualan. PKL asal Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo tersebut menilai, Pemkot seharusnya terlebih dahulu memasang daftar nama PKL Sunday Market yang berhak mendapatkan jatah lapak saat agenda penataan kali ini. Insrianti meminta Pemkot memprioritaskan PKL lama untuk bisa berjualan di kompleks Stadion Manahan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya