SOLOPOS.COM - RUSAK -- Kepala SDN Sukorame 2 menunjukkan ruangan yang rusak karena dimakan usia. Selain plafon yang rusak, kerangka kayu atap pun sudah rapuh sehingga harus disangga. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

(Solopos.com) – Dua ruangan di SDN Sukorame 2, Kecamatan Musuk, Boyolali itu terlihat tidak terpakai. Satu ruangan sebelumnya digunakan untuk olah raga seperti tenis meja. Namun, sekarang ruangan itu hanya dijadikan tempat menyimpan alat-alat olah raga. Sedangkan satu ruangan bekas ruang tamu dan guru dibiarkan kosong karena kondisinya yang mengkhawatirkan. Terlihat lubang menganga besar di bagian plafon, sementara rangka kuda-kuda atap juga sudah rapuh sehingga harus disangga dengan tiang besi.

RUSAK -- Kepala SDN Sukorame 2, Sarjono, menunjukkan ruangan yang rusak karena dimakan usia. Selain plafon yang rusak, kerangka kayu atap pun sudah rapuh sehingga harus disangga. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Rusaknya kedua ruangan itu sudah terjadi sejak lama. Para guru dan murid SDN Sukorame 2, Kecamatan Musuk tengah istirahat saat plafon dua ruang di sekolah mereka jatuh ke lantai. Beruntung, tidak ada satu guru pun yang berada di dalam kantor tersebut. Peristiwa plafon ambruk itu terjadi sekitar tahun 2007 lalu.

“Untung saat atap jebol tidak ada guru ataupun siswa yang berada di dalam ruangan. Kami yang berada di luar ruangan kaget mendengar plafon itu jatuh karena suaranya sangat keras,” ujar Kepala SDN Sukorame 2, Sarjono saat ditemui Espos. Sarjono menerangkan sekolahnya hanya punya delapan ruangan. Ditambah dengan ruang perpustakaan. Kerusakan yang terjadi ini telah diajukan bantuan dana alokasi khusus (DAK) ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Boyolali.

Praktis, ruangan yang rusak ini mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Para siswa biasa berolah raga seperti tenis meja di ruangan tersebut. Setidaknya, terdapat 133 siswa yang belajar di sekolah ini. Ruang kelas mereka berbagi ruangan dengan kantor guru. “Dikatakan dari Dikpora tahun ini kami mendapatkan DAK untuk rehab. Nilainya sekitar Rp 110 juta. Namun, kami belum tahu jadi dan tidaknya,” imbuhnya.

Ia berharap ruangan di sekolahnya itu segera diperbaiki. Kerusakan bangunan yang terjadi jelas mengganggu KBM di SDN Sukorame 2. Selain itu, sekolah yang mencetak siswa berprestasi di bidang olah raga ini juga kekurangan tenaga pengajar, perpustakaan dan penjaga sekolah. “Kami sudah mengusulkan. Namun, sekolah juga tidak bisa seenaknya merekrut pegawai tidak tetap karena kemampuan sekolah yang terbatas,” tandasnya.

Farida Trisnaningtyas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya