Soloraya
Sabtu, 22 Oktober 2022 - 07:31 WIB

Plaza Rawa Jombor Sepi, Bupati Klaten Kaji Operasional Wahana Permainan Jumbo

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan pedagang Plaza Kuliner Taman Nyi Ageng Rakit kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat menerima bantuan modal, Jumat (21/10/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah pedagang di Plaza Kuliner Taman Nyi Ageng Rakit berharap wahana permainan berukuran besar diizinkan beroperasi lagi di kawasan taman tersebut. Sejak wahana itu tak diizinkan beroperasi, plaza kuliner yang berada di tepi Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat itu sepi.

Plaza kuliner berdiri di lahan milik Pemprov Jateng dan satu lokasi dengan Taman Nyi Ageng Rakit yang berada di sisi timur Rawa Jombor. Ada 23 pedagang yang saat ini menempati kios yang berada di empat bangunan plaza berupa joglo yang menghadap ke Rawa Jombor.

Advertisement

Mereka merupakan eks pedagang warung apung serta pemancingan yang semula berada di Rawa Jombor. Seiring bergulirnya program revitalisasi, mereka pindah ke daratan menempati kios di plaza kuliner.

Para pedagang menyajikan hidangan kuliner olahan ikan air tawar yang cita rasanya tetap sama nikmatnya seperti saat warung apung beroperasi. Selain itu, para pedagang menambah menu lainnya, seperti soto, pecel, dan jajanan kekinian.

Ketua Paguyuban Pedagang Plaza Kuliner Taman Nyi Ageng Rakit, Muh. Mukid, menjelaskan saat awal plaza kuliner dibuka, pedagang diserbu pembeli. Apalagi ketika ada wahana permainan berukuran besar yang sempat dibuka di kawasan tersebut, seperti bianglala dan kora-kora yang sempat viral di media sosial.

Advertisement

Baca Juga: 4 Makanan Tradisional Khas Klaten Ini Sering Diburu Pembeli

“Itu pengaruhnya luar biasa untuk jualan pedagang. Dalam sebulan saja, ada pedagang yang bisa mencapai omzet Rp10 juta,” jelas Mukid saat ditemui di kiosnya, Jumat (21/10/2022).

Namun, wahana itu tak diizinkan beroperasi oleh Pemkab. Alasannya, kondisi tanah di kawasan taman labil hingga berbahaya jika digunakan untuk pengoperasian permainan berukuran besar.

Setelah Lebaran, wahana-wahana tersebut dibongkar oleh pemiliknya. Setelah wahana itu tak diizinkan beroperasi, kondisi plaza kuliner sepi pembeli.

Advertisement

“Sekarang cari pendapatan Rp100.000 sehari itu susah. Saat akhir pekan memang jumlah pengunjungnya banyak. Pedagang bisa mendapatkan omzet sampai Rp1 juta,” jelas dia.

Baca Juga: Keistimewaan Satai Pak Kamto Jatinom Klaten, Daging Empuk dan Bumbu Meresap

Sepinya pembeli di plaza kuliner membuat sebagian pedagang memilih tak saban hari berjualan. Dari total 23 pedagang, hanya sekitar 14 pedagang yang saban hari aktif berjualan. Sisanya, pedagang membuka kios mereka saban akhir pekan.

Mukid menjelaskan sudah ada upaya dari pemerintah meningkatkan daya tarik agar banyak pengunjung yang berdatangan ke Taman Nyi Ageng Rakit. Salah satunya dengan menggelar pentas musik sekali dalam sebulan.

Advertisement

Namun, Mukid berharap wahana permainana berukuran besar kembali diizinkan beroperasi di kawasan tersebut.

“Mudah-mudahan sebelum tahun baru itu bisa terealisasi,” jelas dia.

Baca Juga: Tim Susur Sungai Sepanjang 30 Km di Klaten Ambil Sampel Air

Disinggung soal kios, Mukid menuturkan selama tahun ini pedagang tak ditariki retribusi menempati kios. Soal kebersihan kawasan taman, Mukid menjelaskan selama ini pedagang urunan dan dikelola melalui BUMDes.

Advertisement

Di sisi lain, para pedagang Plaza Kuliner Taman Nyi Ageng Rakit mendapatkan bantuan modal. Bantuan yang sangat membantu pedagang itu bersumber dari CSR Bank Jateng dengan masing-masing pedagang kuliner mendapatkan bantuan modal Rp5 juta.

“Alhamdulillah kami dapat bantuan modal pengembangan usaha. Selama ini modalnya ya sementara pinjam sana-sini,” kata Mukid.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan bantuan bersumber dari CSR Bank Jateng. Dia berharap bantuan itu bisa meringankan beban para pedagang plaza kuliner yang memulai lagi usaha mereka setelah pindah dari warung apung.

Baca Juga: Penamaan Sendang Sinongko Klaten, Bermula dari Raja PB VII Buang Isi Nangka

Mulyani menjelaskan untuk meramaikan kawasan plaza kuliner, selama ini pemerintah sudah menggelar beberapa kegiatan. Salah satunya menggelar pentas musik yang rutin diadakan sekali dalam sebulan.

Mulyani menjelaskan selama satu tahun ini pedagang belum dipungut retribusi. Namun, mulai tahun depan ada rencana penerapan retribusi dan nilainya saat ini masih dalam tahap kajian.

Advertisement

Terkait permintaan pedagang wahana berukuran besar diizinkan beroperasi lagi di kawasan tersebut, Mulyani mengatakan sebelumnya wahana-wahana itu tidak diizinkan karena dari hasil kajian kondisi tanah masih kurang padat.

Lantaran pertimbangan keamanan, Pemkab tak mengizinkan wahana permainan berukuran besar berdiri di atas tanah tersebut. Namun, Pemkab bakal mengaji lagi usulan pedagang dengan mengecek kondisi struktur tanah di kawasan itu sudah cukup padat dan siap menahan beban besar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif