SOLOPOS.COM - Plt. Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi (berbaju putih) bersama Wabup Sukoharjo, Agus Santosa, hendak melakukan panen raya di Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (24/10/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi, bersama anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika; Dirut PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi; Forkopimda Sukoharjo melakukan panen raya sekaligus tanam padi di Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (24/10/2023).

Arief mengatakan kegiatan tersebut untuk mendorong petani dan pemerintah daerah agar mempercepat tanam nasional pada musim tanam (MT) I 2023-2024. Kegiatan tersebut sekaligus mengejar target produksi padi sebanyak 35 juta ton pada masa panen perdana 2024.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Produktivitas panen hari ini angkanya di atas 8 ton. Bisa kita lihat sendiri ciri khas tanah yang subur, ya seperti tadi. Combine harvester [alat panen] tadi sempat tidak bisa berjalan [karena tanahnya gembur tidak bisa dilewati mesin] Memang seharusnya dikeringkan dulu [tanahnya],” ujarnya saat ditemui wartawan seusai melakukan panen raya.

Arief menyebut secara nasional produksi beras pada 2023 sebesar 30,9 juta ton. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan produksi beras pada 2022 yang sebesar 31,54 juta ton. Oleh karena itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan produksi, Kementan menargetkan produksi beras 35 juta ton di 2024. Target tersebut agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri dan tidak melakukan impor lagi.

Selain itu, penanggulangan dampak perubahan iklim seperti El Nino dan La Nina menurutnya harus dikerjakan secara masif dan berkelanjutan. Penggunaan pupuk kimiawi juga harus sesuai dosis yang tepat agar tidak boros dan diimbangi dengan pemberian pupuk organik.

Ia juga mengatakan ketersediaan benih dan pupuk menjadi prioritas terpenting. Termasuk memastikan saluran irigasi, penanggulangan hama, dan memastikan penyuluh pertanian hadir di tengah-tengah petani.

“Bagi saya petani perlu apa, itu yang harus direspons, termasuk pupuk. Saya yakin kalau kita kerjakan pertanian dengan benar angka 35 juta ton insyaallah akan terlaksana. Mumpung November-Desember ini MT I kita dorong terus supaya hasil saat panen nanti optimal,” ajaknya.

Lebih lanjut, Arief mengatakan pihaknya bersama semua stakehokder terus menggenjot serapan beras petani hingga Desember 2024. Adapun serapan beras dari petani hingga saat ini sebesar 878.980 ton dan stok beras di Perum Bulog hingga 23 Oktober 2023 mencapai 1.501.353 ton termasuk beras komersial.

“Sesuai arahan Presiden, Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog terus melakukan langkah intervensi dengan membanjiri Pasar Induk Beras Cipinang dengan stok beras Bulog. [Kami] sembari terus melaksanakan Gerakan Pangan Murah, penyaluran bantuan pangan beras secara masif, dan optimalisasi penyaluran beras stabilisasi pasokan harga pasar [SPHP] dengan harga Rp10.900/kilogram,” ungkap Arief.

Tak Ada Kelangkaan Beras

Jika harga beras ingin kembali ke  harga eceran tertinggi (HET) semula, menurut dia kuncinya ada pada produksi. Ia menjamin tidak ada kelangkaan beras, sebab semua stok beras di pasaran hingga hari ini masih tersedia.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS pada Agustus 2023, diproyeksikan luas panen pada September mencapai 790.000 Ha, luas panen Oktober 726.000 Ha, dan luas panen November 528.000 Ha. Prognosa panen Januari-November 2023 sebesar 9,87 juta Ha dengan produksi 29,47 juta ton beras. Sementara besar konsumsi beras 28,00 juta ton beras, sehingga terdapat surplus 1,47 juta ton beras.

Sementara itu, Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa, mengatakan daerahnya merupakan salah satu penyangga pangan di Provinsi Jateng dengan indeks pertanaman padi 300 atau tiga kali setahun. Dalam kondisi El Nino, petani Sukoharjo tetap semangat menanam padi.  Ia menyebut saat ini terdapat standing crop seluas 11.711 hektare.

“Apabila bisa mengamankan standing crop ini, luas panen di Desember 2023 seluas 50.949 hektar. Hasil panen padi petani di musim tanam III ini menggembirakan produktivitasnya 8 ton per hektar. Harga jual gabah panenan petani saat ini Rp7.300 per kilogram,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya