SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI–PMI Cabang Boyolali mengembangkan program penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD). Khususnya di desa rawan bencana di lereng Merapi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Relawan dituntut kesiapannya setiap waktu saat menghadapi bencana. Pelatihan pemberian pertolongan pertama sangat diperlukan bagi para kader,” ujar  Ketua PMI Boyolali, Syamsudin saat ditemui wartawan di kantornya akhir pekan kemarin.

Dijelaskan, setiap saat jika terjadi bencana dan jatuh korban segera dapat dilakukan pertolongan pertama. Di samping itu, kemampuan PPGD sangat penting agar penanganan korban dapat dilakukan secara tepat, sembari menunggu pertolongan.

Syamsudin menerangkan sejumlah desa di kawasan lereng Merapi merupakan kawasan rawan bencana. Antara lain di Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Desa Jrakah dan Tlogolele, Kecamatan Selo. Tak hanya area rawan bencana erupsi Gunung Merapi tetapi juga tanah longsor.

“Diharapkan dengan pemberian pelatihan PPGD ini, tidak terjadi kekeliruan dalam pertolongan pertama pada korban. Selain itu, pelatihan ini dapat mengurangi tingkat kecacatan dan angka kegawatdaruratan pada korban,” imbuhnya.

Pihaknya juga fokus pada penanganan bencana pada kecelakaan lalu lintas. Terlebih di ruas jalan utama seperti di jalur Semarang-Solo. Dalam hal ini PMI harus memiliki fungsi respon cepat. Antara lain, dengan mendirikan posko gawat darurat di jalur-jalur rawan kecelakaan di Ampel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya