SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan sebagai dampak El Nino. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Ketua Palang Merah Indonesia atau PMI Boyolali, Sunarno, menilai wilayah Boyolali utara membutuhkan ribuan sumur resapan untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi setiap musim kemarau.

Hal itu diungkapkan Sunarno saat pemberangkatan pengiriman bantuan air bersih hasil kolaborasi PMI Boyolali dengan PMI Solo, Jumat (1/9/2023), di kantor PMI Boyolali. PMI Boyolali dan PMI Solo berkolaborasi mengirimkan bantuan 50 tangki air bersih secara bertahap ke wilayah kekeringan di Kota Susu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada tahap awal, pada Jumat itu dikirim enam tangki air ke wilayah Kecamatan Juwangi. Sunarno menyampaikan kegiatan tersebut bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 PMI.

Sebagai informasi, ada enam kecamatan yang masuk peta rawan bencana kekeringan di Boyolali. Enam kecamatan itu yaitu Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Juwangi, Musuk, dan Tamansari.

“Hari ini kami trial dulu enam tangki ke wilayah Ngaren, Juwangi. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Boyolali,” kata dia di sela-sela pemberangkatan tangki air di kantor PMI Boyolali, Jumat.

Ia menjelaskan komunikasi dengan BPBD Boyolali dibutuhkan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengelola data pengiriman air bersih. Hal itu agar pendistribusian air bersih tidak ada yang tumpang tindih.

Terkait jadwal pengiriman 44 tangki air sisanya, Sunarno menjelaskan PMI juga berkoordinasi dengan BPBD Boyolali. “Titik dan jadwal sesuai dengan harapan BPBD Boyolali. Harapannya, semoga ini bermanfaat untuk masyarakat. Tentunya saya juga berharap kegiatan tahunan seperti ini tidak terjadi lagi nantinya,” kata dia.

Sunarno mengatakan wilayah Boyolali utara membutuhkan setidaknya 3.000 sumur resapan untuk mengatasi kekeringan. Menurutnya, dengan adanya ribuan sumur resapan di Boyolali utara dapat memunculkan kelembapan selang 2-4 tahun.

Menurutnya, air hujan di wilayah utara hanya kembali ke laut tanpa diserap ke tanah di sana. “Kalau dibikin sumur resapan yang dalamnya sekitar 3 meter dan banyaknya 3.000, air hujan akan tertampung di bumi dan kemudian hari akan muncul kelembapan yang diharapkan bisa menjaga mata air,” kata dia.

Ia berharap Pemkab Boyolali hingga pemerintah pusat dapat tergerak untuk mewujudkan program tersebut. Sunarno mengatakan PMI Boyolali akan memulai program pembuatan sumur resapan.

Ia menyatakan saat ini masih dalam proses koordinasi agar tidak ada aturan anggaran yang dilanggar. “Biaya pembuatan sumur resapan dengan dalam tiga meter paling tidak butuh Rp1,8 juta. [Buat berapa] kami masih koordinasi dulu,” kata dia.

Sementara itu, berdasarkan data dari BPBD Boyolali, per 31 Agustus 2023, distribusi bantuan air bersih di Boyolali sudah menjangkau lima kecamatan yaitu Wonosamodro sebanyak 284.000 liter, Tamansari 225.000 liter, Kemusu 205.000 liter, Wonosegoro 114.000 liter, dan Juwangi 43.000 liter.

Berdasarkan infografis yang ditampilkan di akun media sosial Instagram BPBD Boyolali @bpbdboyolali, bantuan air bersih telah didistribusikan sebanyak 161 tangki atau setara 871.000 liter air bersih ke 15 desa atau kelurahan di lima kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya