SOLOPOS.COM - Rumah pemotongan hewan atau RPH di Kecamatan Bulukerto, Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, tak mempengaruhi layanan penyembelihan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Satu-satunya RPH milik Pemkab Wonogiri itu diklaim telah menjaga dan memastikan kesehatan sapi sebelum masuk ke tempat penyembelihan.

Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Sutardi, menyampaikan RPH hanya menyembelih seekor sapi dalam sehari. Setiap ekor sapi yang bakal disembelih diperiksa terlebih dahulu sebelum masuk ke RPH. Minimnya proses penyembelihan disebabkan permintaan yang sedikit dan kapasitas RPH hanya dapat menampung seekor sapi dalam satu ruang penyembelihan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kalau empat ekor, harus ada antrean di luar. Enggak bisa empat-empatnya masuk ke RPH karena tempatnya memang kecil. Sampai sekarang, kami belum menemukan sapi yang sakit dibawa ke RPH,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (31/5/2022).

Hal itu berbeda saat menengok pengelolaan tempat pemotongan hewan (TPH) yang tersebar di sejumlah kecamatan. Kondisi yang terjadi di Kabupaten Wonogiri, setiap TPH diawasi petugas Dislapernak yang ada di setiap kecamatan. Meski masih ada warga yang memiliki TPH atau RPH secara pribadi yang tak terkontrol pengawasan Dislapernak Wonogiri.

Ia mencontohkan di RPH Bulukerto hanya ada satu pejagal yang aktif menyembelih ternaknya di RPH. Padahal, menurut informasi yang dihimpun Solopos.com, ada empat pejagal legal di kecamatan tersebut.

Baca Juga: Pasar Hewan Ditutup, DPRD Wonogiri Sarankan Ini ke Pemkab

Pejagal sapi yang masih aktif menyembelihkan sapi di RPH Bulukerto itu bernama Harnoto. Saat dihubungi Solopos.com, Selasa (31/5/2022), ia mengaku PMK yang mewabah beberapa pekan terakhir tak banyak mempengaruhi usaha jagalnya.

Meski peminat daging cenderung turun beberapa hari terakhir tapi hal itu ia yakini karena pengaruh sepinya musim hajatan pascaLebaran. Di samping itu, Harnoto biasa membeli sapi lokal milik rekan-rekannya di Kecamatan Puhpelem.

“Selama pembelian sapi, terlebih saat wabah PMK mulai ada, tak satu pun sapi miliknya pernah bergejala PMK,” katanya.

Baca Juga: 1 Pekan PascaPenutupan Pasar Hewan di Wonogiri, Masih Ditemukan PMK?

Sebelumnya diberitakan, kasus PMK telah meluas di Kabupaten Wonogiri. Kecamatan Bulukerto dan Puhpelem menjadi daerah dengan kasus suspek PMK terbanyak.

Dari 39 sapi suspek PMK yang terdeteksi pada Minggu (29/5/2022), 25 di antaranya menjangkit sapi-sapi di dua kecamatan tersebut. Rinciannya, 11 sapi di Bulukerto dan 14 sapi di Puhpelem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya