SOLOPOS.COM - Para buruh tanam menanam padi secara manual saat pencanganan program IP-400 di areal persawahan Kelompok Tani Sri Makmur Plosokerep, Karangmalang, Sragen, Senin (7/3/2022). (Istimewa/Yoyok Priyanto)

Solopos.com, SRAGEN — Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Makmur, Desa Plosokerep, Kecamatan Karangmalang, Sragen, membangun sistem pertanian mandiri yang mendukung program Indeks Pertanaman (IP) padi 400 atau IP-400. Dengan metode IP-400 petani bisa panen empat kali dalam setahun.

Para petani anggota Poktan Sri Makmur tersebut berkumpul di jalan usaha tani Desa Plosokerep, Senin (7/3/2022). Mereka mendirikan kajang di tengah jalan itu dan mengundang pejabat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sragen untuk menyampaikan sosialisais tentang program IP-400. Dalam sosialisasi itu pula ada pencanangan penanaman padi IP-400 seluas 62 hektare.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Ketua Poktan Sri Makmur Plosokerep, Karangmalang, Sragen, Edy Narwanto, menerangkan mulai musim tanam kedua ini pihaknya membuat sistem pertanian mandiri, yakni berupa penyerempakan persawahan. Ini di mulai dari penyediaan bibit padi, olah lahan, buruh tanam, sampai panen dikoordinasi langsung oleh poktan sehingga penanaman bisa dilakukan secara serentak.

Baca Juga: Sragen Diklaim Lumbung Pangan Terbesar Kedua Se-Jateng, Tapi Ternyata..

“Sistem ini baru kali pertama kami lakukan pada musim tanam kedua ini. Sebelumnya petani melakukan secara sendiri-sendiri. Semoga bisa efektif dengan sistem yang terkoordinasi untuk mendukung IP-400 agar petani bisa panen empat kali dalam setahun,” ujar Edy saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (7/3/2022).

Kekompakan Jadi Kunci

Dia menerangkan IP-400 itu kuncinya harus serempak antarpetani sehingga jadwal panen bisa pas dan waktu yang lebih efisiensi. Dengan IP-400 itu, kata dia, akan ada empat kali musim tanam dalam setahun. Sehingga masa olah lahan, tanam, sampai panen hanya dilakukan dalam tempo 90 hari. Petani akan lebih bekerja keras dalam menjalanian program IP-400 ini karena tak ada jeda masa tanam.

Poktan Sri Makmur untuk sementara menggunakan varietas Mikongga dan Inpari 32 dengan umur padi 90 hari di musim tanam kedua. Nanti pada musim tanam ketiga dan keempat harus menggunakan varietas Super Genjah yang umurnya hanya 75 hari.

Baca Juga: Dukung IP 400, 19 Poktan Karangmalang Siapkan 650 Hektare Sawah

“Untuk mengejar panen empat kali setahun itu maka penyemaian bibit harus dilakukan di luar lahan pertanian karena bibit itu harus sudah disiapkan saat musim panen,” jelasnya.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Plosokerep, Yoyok Priyanto, menjelaskan kunci keberhasilan IP-400 itu terletak pada ketersediaan air. Dia mengatakan dari potensi persawahan seluas 251 hektare di Plosokerep yang siap untuk IP-400 hanya 85 hektare (33,86%). Ini karena ketersediaan air belum memadai.

Dia menerangkan 85 hektare itu berada di bawah Kelompok Tani Sri Makmur seluas 60 hektare dan Kelompok Tani Ngudi Rahayu seluas 25 hektare.

“Wilayah Plosokerep sebelah selatan memang pengairannya agak sulit. Ketika diterapkan IP-400 maka ada kekhawatiran kekurangan air saat musim tanam keempat. Sehingga IP-400 itu fokus di Plosokerep bagian utara. IP-400 itu merupakan program baru sehingga harus mengubah kebiasaan petani yang panen tiga kali dalam setahun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya