SOLOPOS.COM - Warga Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar menunjukkan foto Satiyem sebelum hilang pada Jumat (24/2/2023). (Solopos.com/ Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Polisi mengambil sampel DNA warga Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar untuk memastikan identitas jasad tak utuh di area Grojogan Sewu, Tawangmangu. Warga Desa Blumbang yang diambil sampel DNA-nya adalah anggota keluarga dari Satiyem, 81, yang sebelumnya dinyatakan hilang sejak Kamis (16/2/2023).

Polisi ingin memastikan apakah jasad tak utuh dan potongan kaki kanan yang ditemukan di sekitar Grojogan Sewu itu merupakan jasad Satiyem.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Keponakan Satiyem, Maryono, 48, mengungkapkan sampel DNA diambil dari tiga anggota keluarga pada Jumat (24/2/2023). Mereka adalah dua keponakan dan satu adik Satiyem.

“Tadi tiga orang diambil sampel DNA. Saya dan kakak saya, yakni Suparmi dan ibu [adik Satiyem], Satinem,” katanya ketika dijumpai Solopos.com di rumahnya pada Jumat.

Satiyem dilaporkan hilang sejak Kamis pekan lalu. Kali terakhir korban diketahui oleh warga setempat pada Kamis siang. Korban masih terlihat berjalan-jalan di area lingkungan setempat. Namun hingga Kamis malam korban tidak pulang ke rumah.

Keluarga beranggapan korban tengah berada di tempat saudara lainnya. Namun hingga Jumat (17/2/2023), korban sudah tidak ada kabarnya lagi. “Kamis sore itu hujan deras. Kita tunggu sampai malam tidak pulang. Jumat juga tidak pulang. sampai akhirnya kita laporan ke Polsek,” katanya.

Selama hilang, pihak keluarga telah mencari keberadaan korban ke berbagai tempat. Termasuk menyisir area Grojogan Sewu yang dimungkinkan korban berada di sana. Hingga akhirnya pada Kamis (23/2/2023), pihak keluarga menerima laporan ada penemuan potongan kaki manusia di area Grojogan Sewu. Pihak keluarga langsung ke lokasi untuk memastikan penemuan potongan kaki kanan tersebut.

Jika lihat secara fisik, kondisi potongan kaki tersebut sama seperti ciri korban. Yakni bertubuh kecil atau tinggi badan sekitar 135 sentimeter, berbadan gemuk, dan kulit putih.

“Saya ke lokasi (Grojogan Sewu). Saya lihat potongan kaki memang dilihat cirinya sama dengan kaki ibu Satiyem, pendek, gendut dan kulitnya putih,” katanya.

Saat ini pihak keluarga tinggal menunggu kabar dari Kepolisian terkait identitas penemuan jasad korban tersebut.

Keluarga Ikhlas

Adik Satiyem, Satinem, 75, mengaku keluarga ikhlas menerima bagaimana pun kondisi Satiyem. Keluarga hanya berharap ada kepastian apakah jasad yang ditemukan memang kakaknya atau bukan. “Kakak saya ini sudah pikun. Badannya masih sehat. Masih bisa ke mana-mana. Biasanya memang jalan-jalan keliling rumah sini,” katanya.

Satiyem tidak menikah dan tidak memiliki anak. Selama ini kakaknya hidup bersama keponakannya di RT 005 RW003 Blumbang, Tawangmangu.

Diketahui potongan tubuh manusia ditemukan di area Grojogan Sewu selama dua hari berturut-turut pada Kamis-Jumat (23-24/2/2023). Potongan tubuh manusia ini pun sempat menggemparkan pengunjung objek wisata Grojogan Sewu.

Hingga kini polisi masih melakukan identifikasi penemuan jasad manusia tersebut. Apalagi kondisi jasad ditemukan tak utuh dan rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya