Soloraya
Senin, 26 September 2011 - 23:30 WIB

Polisi periksa 15 saksi mata

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)- Kabid Humas, Kombes Pol Djihartono mewakili Kapolda Jateng, Irjen Pol Didiek Sutomo, mengatakan hingga saat ini polisi sudah memeriksa 15 keterangan saksi mata.

Sebagian besar saksi yang diperiksa berasal dari jamaah gereja. Materi pertanyaan mengarah tentang segala sesuatu yang diketahui para saksi ketika bom bunuh diri berlangsung.

Advertisement

“Densus 88 kan memiliki file dan record tentang sejumlah DPO. Tentunya, hasilnya juga akan dicocokkan untuk mengetahui siapa bomber gereja di Kepunton ini,” ulasnya.

Saat disinggung tentang pola pengamanan di setiap gereja di Kota Bengawan, Kombes Pol Djihartono menyerukan bakal merubah total pola pengamanan. Perubahan mendasar mendesak dilakukan, seperti perlunya menambah kekuatan personel saat pengamanan dan ditingkatkannya pola pengawasan pengamanan di kompelks gereja.

“Dalam hal pengamanan, tentunya kami tidak bisa berdiri sendiri. Pengamanan akan dilakukan dengan menggandeng Pemkot Solo juga. Intinya, harus konsisten. Jangan sampai saat ini kencang, kemudian kendur lagi dikemudian hari,” ulasnya.

Advertisement

Menurut dia, guna kepentingan penyelidikan dan penyidikan police line yang dipasang di kompleks gereja belum dapat dibuka. Untuk membuka garis polisi masih menunggu tahap penyelidikan dan penyidikan selesai.

“Kalau sudah selesai semuanya pasti akan dibuka. Setiap pemilik kendaraan dapat mengambil dengan syarat dapat menunjukkan surat-surat penting, seperti STNK,” katanya tanpa menyebutkan kapan tahap penyelidikan akan selesai.

Terpisah, salah satu tokoh Peradi Solo, Muh Taufik menilai polisi harus segera bergerak mengungkap siapa dalang di balik aksi bom bunuh diri di Kota Solo. Hal itu guna menghindari munculnya berbagai antiteas di tengah masyarakat.

Advertisement

“Yang pertama harus diusut tuntas. Adanya bom ini mengindikasikan kegagalan fungsi intelejen polisi yang tidak mengatasi masalah di Ambon. Makanya, kunsinya harus segera diusut,” ulasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Espos, aksi bom bunuh diri di dalam gereja terjadi di Jl Arif Rahman Hakim atau tepatnya di GBIS Kepunton, Tegalharjo, Jebres, Minggu (25/9/2011) pukul 10.55 WIB. Selain mengoyak ketenangan warga Solo, aksi terorisme yang dikecam berbagai kalangan tersebut menewaskan satu orang dan puluhan jamaah gereja lainnya mengalami luka-luka.

(pso)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif