Soloraya
Kamis, 27 Juli 2023 - 18:20 WIB

Polres Sragen Dengarkan Curhatan Petani Ihwal Pupuk dan BBM

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua perwira polisi bersama petani anggota KTNA, perwakilan BPJS Ketenagakerjaan, dan perwakilan DKP3 Sragen berfoto dengan salam presisi seusai diskusi di Rumah Makan Joglo, Karangmalang, Sragen, Rabu (26/7/2023). (Istimewa/KTNA Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Para perwira Polres Sragen bertemu dengan para petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen pada Rabu (26/7/2023). Mereka ingin mendengar curahan hati (curhat) yang dihadapi para petani.

Dalam pertemuan yang digelar di Rumah Makan Joglo Karangmalang, Sragen itu, para petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersusidi dan produksi padi yang berkurang. Pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) juga jadi masalah bagi petani.

Advertisement

Diskusi dan curhat petani itu dikemas dalam Program Jumat Curhat yang diinisiasi Polres Sragen. Hadir dalam acara tersebut Kabag Ops Kompol Dudi Pramudiya, Kasat Binmas AKP Agus Jumadi, Kasubagdalops Bagian Operasional AKP Rajiman, dan KBO Satuan Intelkan Iptu Slamet. Para perwira itu hadir mewakili Kapolres AKBP Jamal Alam.

“Kegiatan Jumat Curhat kali ini dilakukan bersama KTNA dan sekaligus sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan bagi petani. Yang dicurhatkan petani banyak. Di antaranya kurangnya jatah pupuk bersubsidi dan pembelian BBM yang dibatasi hanya 20 liter per petani. Harapan petani keluh kesah mereka bisa disampiakan ke Kapolri yang notabene dekat dengan Presiden,” jelas Dudi kepada Solopos.com, Kamis (27/7/2023).

Dudi menjelaskan masalah jatah pupuk bersubsidi langsung diteruskan ke Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) untuk dijawab. Terkait masalah pembatasan BBM bersubsidi bagi petani langsung dikoordinasikan dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen untuk menambah kuota bagi petani.

Advertisement

Selain persoalan itu, Dudi juga menyinggung penggunaan jebakan tikus menggunakan listrik. Ia meminta petani meninggalkan jebakan tikus pakai listrik karena sudah banyak memakan korban jiwa. Petani bisa mencari solusi yang lebih baik untuk mengatasi serangan tikus, misalnya dengan burung hantu.

“Soal pupuk bersubsidi, itu tujuannya untuk stabilitas harga. Negara sudah banyak membantu dengan program subsidi. Kenapa pupuk mahal? Karena bahan bakunya dari Ukraina. Saat kondisi perang maka berpengaruh pada harga bahan baku,” jelasnya.

Ketua KTNA Sragen, Suratno, mengatakan Jumat Curhat itu diikuti perwakilan KTNA dari beberapa kecamatan. Ia membenarkan banyak yang dikeluhkan anggotanya, mulai dari pupuk bersubsidi sampai BBM bersubsidi. Petani juga, menurut dia, membutuhkan bantuan mesin pertanian.

Advertisement

“Ada juga petani yang curhat bahwa kuota pupuk di kartu tani ada tetapi di kios tidak ada. Solusinya dijawab oleh DKP3 Sragen. Untuk BBM tadi Pak Dudi langsung menghubungi Diskumindag dan meminta jatah BBM untuk petani ditambah menjadi 30%,” jelasnya.

Kegiatan itu dihadiri 70 petani dan sejumlah stakeholders lainnya termasuk perwakilan BPJS Kesehatan. Dalam kesempatan itu, pihak BPJS Ketenagakerjaan menyerahkan santunan untuk petani yang meninggal dunia senilai Rp42 juta dan langsung masuk ke rekening ahli waris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif