Soloraya
Sabtu, 9 Juli 2022 - 13:51 WIB

Polres Sragen Hati-Hati Usut Kasus Penipuan Berkedok Investasi, Kenapa?

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan. (doc)

Solopos.com, SRAGEN — Polres Sragen berhati-hati dalam menangani kasus dugaan penipuan berkedok investasi dengan sejumlah warga dan pejabat Pemkab Sragen jadi korban. Nilai kerugian korban diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottaman, masih mendalami kasus itu. Sejumlah pihak sudah dimintai keterangan.

Advertisement

“Kami berhati-hati dalam penanganan perkara investasi itu. Kami mendalami apakah masuk delik pidana atau delik perdata. Kalau ingin kerugian kembali ya susah. Dalam pidana itu yang dibuktikan perbuatannya,” ujarnya, Jumat (8/7/2022).

Perkara investasi itu, kata dia, bukan termasuk kasus pidana khusus, tetapi pidana umum. Mengenai pasal yang terkait, Kapolres masih mempelajari perkara itu lebih lanjut. Sejauh ini hanya baru ada satu laporan.

Baca Juga: Pejabat Pemkab Sragen Diduga jadi Korban Penipuan Investasi

Advertisement

Semua orang yang disodorkan oleh pelapor sudah dimintai keterangan oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sragen. Ketika ditanya jumlah saksi yang diperiksa, Kapolres tidak hafal karena datanya ada di Satreskrim.

Sebelumnya diberitakan, seorang pejabat Pemkab Sragen melaporkan kasus penipuan berkedok investasi sparepart mesin industri yang menimpanya ke Polres Sragen baru-baru ini.

Diduga, korban penipuan berkedok investasi itu tidak hanya satu. kabarnya, banyak pejabat dan warga lain yang jadi korban dengan nilai kerugian mencapai miliaran rupiah.

Advertisement

Saat ditemui Solopos.com pada Jumat, pejabat Pemkab tersebut membenarkan telah melaporkan kasus itu ke Polres Sragen. Sayangnya, pejabat yang enggan diungkap identitasnya itu tidak mau menjelaskan lebih detail soal dugaan penipuan investasi tersebut.

Baca Juga: Cerita Yusuf Mansur Dilaporkan ke Mabes Polri lalu Kembalikan Uang

Termasuk nominal kerugian yang ia alami. Kabarnya sampai Rp1 miliar. Namun ia menyampaikan tidak sampai senilai tersebut.

“Yang mem-blow up berita itu adalah mereka-mereka [korban] yang di belakang [akhir], kenanya tinggi,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif