SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Robertho Pardede, menunjukkan tang dan gunting milik pembobol mesin ATM di Mapolres, Jumat (29/12/2017). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Polres Wonogiri meminta bantuan polres kabupaten tetangga untuk memburu pimpinan komplotan pembobol ATM yang kabur.

Solopos.com, WONOGIRI — Aparat Polres Wonogiri masih memburu Sw, anggota komplotan penguras uang nasabah bank via anjungan tunai mandiri (ATM) yang melarikan diri saat polisi menggerebek mereka di Ngadirojo, belum lama ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sw diduga kuat adalah otak dari komplotan tersebut yang sudah beraksi di 32 lokasi di berbagai wilayah dalam dua bulan ini. Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP M. Kariri, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (2/1/2018), menyampaikan anggotanya terus melacak keberadaan Sw.

Polisi juga sudah berkoordinasi dengan polsek di wilayah perbatasan dan polres daerah lain. Dia sudah menyebar informasi terkait identitas dan ciri-ciri Sw. Peran Polres lain sangat dibutuhkan supaya pencarian bisa mencakup wilayah lebih luas. (Baca: Warga Ngadirojo Gagalkan Pembobolan ATM oleh Sekawanan Pencuri)

“Identitas dan ciri-cirinya sudah kami kantongi. Kami akan terus memburunya,” kata mantan Kasatreskrim Polres Boyolali itu mewakili Kapolres, AKBP Robertho Pardede.

Berdasar keterangan dari tiga tersangka lain yang tertangkap, Sw merupakan otak atau pimpinan komplotan. Sw menentukan sasaran dan mengeksekusi dengan modus mengambil kartu ATM yang tertinggal saat di ATM tersebut ada nasabah yang hendak mengambil uang tunai.

Lalu Sw menawarkan bantuan kepada nasabah bersangkutan yang terlihat gelisah lantaran kartu ATM tidak bisa keluar. Hal itu karena sebelumnya pelaku lain sudah mengganjal slot kartu ATM menggunakan tusuk gigi.

Pada aksi-aksi lain sebelum kejahatan itu terbongkar, Sw biasanya memandu korban memencet tombol tertentu untuk mengeluarkan kartu ATM. Sw berlagak sudah pernah melakukan hal itu dan berhasil mengeluarkan kartu ATM miliknya. (Baca: 2 Bulan, Kawanan Pembobol Mesin ATM Ini Beraksi di 32 Tempat)

Korban yang menuruti panduan Sw akhirnya memasukkan PIN atau nomor rahasia. Sw lalu menghapalkannya.

Meski sudah melakukan sesuai panduan, nasabah tetap tidak berhasil mengeluarkan kartu ATM. Selanjutnya nasabah diminta menghubungi nomor layanan yang tertera di stiker ATM. Padahal, nomor tersebut milik pelaku lain.

Sebelumnya rekan Sw menempelkan stiker yang dibuat sedemikian rupa agar mirip stiker bank yang berisi nomor telepon layanan nasabah. Saat menelepon nomor tersebut nasabah diminta keluar dan pergi ke bank.

Ketika nasabah keluar, Sw dan rekannya mengeluarkan kartu ATM nasabah menggunakan gunting dan tang. Setelah berhasil mengeluarkannya, para pelaku pergi ke ATM lain untuk menguras uang korban.

“Komplotan ini sudah beraksi puluhan kali sejak dua bulan terakhir. Kebanyakan sasaran mereka ATM di tepi jalan. Kami mengimbau agar nasabah menolak jika ada orang tak dikenal, selain pihak berwenang, yang menawarkan bantuan mengeluarkan kartu ATM,” imbuh Kariri.

Seperti diketahui, aparat Polres Wonogiri menangkap tiga dari empat anggota komplotan penguras uang nasabah bank via ATM di perempatan Ngadirojo, Wonogiri, akhir Desember 2017 lalu. Mereka adalah Nasrony alias Serai, 46, warga Kramatjati, Jakarta Timur; Imron alias Suhaili, 38, warga Segalamider, Bandar Lampung; dan Hapizurrohman, 26, warga Kalirejo, Lampung Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya