Soloraya
Sabtu, 12 September 2020 - 16:30 WIB

Pompa IPA Semanggi Terbakar, Aliran Air Terputus Sabtu-Senin

Mariyana Ricky P.d  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO – Pompa Intake Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM Toya Wening yang berada di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo terbakar, Jumat (11/9/2020) malam. Akibatnya, operasional pompa IPA Semanggi terhenti sementara mulai Sabtu-Senin (12-14/9/2020).

Sebanyak 5.000an pelanggan yang berlokasi di Solo bagian selatan-timur terpaksa mendapatkan suplai air bersih dari truk tangki.

Advertisement

Petugas Intake IPA Semanggi, Purnomo, mengatakan pompa IPASemanggi mendadak terbakar pada Jumat malam.

“Iya, tiba-tiba saja terbakar,” kata dia, kepada Solopos.com, Sabtu pagi.

Advertisement

“Iya, tiba-tiba saja terbakar,” kata dia, kepada Solopos.com, Sabtu pagi.

2 Kali Minggat Namun Gagal, Warga Sidoharjo Sragen Ini Akhirnya Hilang

Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Perumda Toya Wening, Bayu Tunggul Pamilih, mengatakan setelah pompa terbakar, distribusi air masih terus berjalan hingga Sabtu pagi menyalurkan ais tersisa di reservoir.

Advertisement

Bayu mengatakan penyebab kerusakan pompa tersebut masih diselidiki. Namun, ia menduga terdapat semacam sampah plastik yang menyangkut di propeler pompa IPA Semanggi. Ia menyebut apabila perbaikan tidak berhasil maka penghentian operasional bisa lebih lama.

“Pernah terbakar, kemudian diperbaiki lalu terbakar lagi pernah. Seringnya karena sampah yang menyangkut,” ucapnya.

Dory Harsa Nikah, Penggemar Ambyar Unfollow Berjemaah

Advertisement

Pelanggan yang terdampak sekitar 5.600an. Hitungannya, dengan kecepatan 80 liter/detik, IPA melayani 80 pelanggan per liternya. Rentang pelanggan mulai dari Kelurahan Pasar Kliwon, Semanggi, Joyosuran, Jayengan, Puri Gading, dan sekitarnya.

Pihaknya menyiapkan tiga truk tangki guna melayani kebutuhan air pelanggan di area tersebut, utamanya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Mereka biasanya tidak memiliki sumber air lain atau tandon.

“Utamanya, wilayah-wilayah kumuh, mereka kan enggak punya sumur. Mereka juga enggak punya tandon air,” jelas Bayu.

Advertisement

Hendak Selfie, Mahasiswi Hilang Terseret Ombak Pantai Logending Kebumen

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif